BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tembus 5,6 persen di 2025, Menko Airlangga Buka Suara

Pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Bank Indonesia ini didorong oleh konsumsi swasta, investasi, serta kinerja ekspor yang cukup baik.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Des 2024, 20:00 WIB
Diterbitkan 01 Des 2024, 20:00 WIB
Target Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2018
Suasana deretan gedung bertingkat dan rumah pemukiman warga terlihat dari gedung bertingkat di kawasan Jakarta, Jumat (29/9). Pemerintah meyakinkan target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen tetap realistis. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 tetap kuat, berada di kisaran 4,8-5,6%, dan terus meningkat menjadi 4,9-5,7% pada 2026. Pertumbuhan ekonomi ini didorong oleh konsumsi swasta, investasi, serta kinerja ekspor yang cukup baik.

Selain itu, BI juga memperkirakan inflasi akan terkendali dalam sasaran 2,5% ± 1% pada 2025 dan 2026. Hal ini didukung oleh konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, serta inisiatif Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Target Pertumbuhan Ekonomi di APBN 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa pemerintah menetapkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Ia juga optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat terus meningkat di tahun-tahun berikutnya.

"Target tahun depan sekitar 5,2% di dalam APBN, tetapi kita akan mendorong pertumbuhan lebih tinggi lagi pada 2026-2027," ujar Airlangga usai menghadiri Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Jakarta, Minggu (1/12/2024).

Antisipasi Kebijakan Donald Trump di AS

Airlangga juga menyoroti tantangan global, khususnya terkait kebijakan perdagangan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.

Hingga saat ini, Indonesia belum mendapatkan relaksasi tarif melalui Generalized System of Preferences (GSP), yang berdampak pada beban tarif produk Indonesia di pasar AS.

"Pada periode sebelumnya, kita telah berunding terkait GSP, tetapi kebijakan tersebut belum dinaikkan ke kongres atau senat. Akibatnya, produk Indonesia ke Amerika Serikat masih dikenakan tarif," jelas Menko Airlangga.

 

Dorongan Mendapatkan GSP dan Diversifikasi Investasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ekon.go.id)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Foto: ekon.go.id)... Selengkapnya

Pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong agar Indonesia segera memperoleh manfaat dari GSP. Hal ini sangat penting mengingat Amerika Serikat adalah salah satu mitra dagang strategis bagi Indonesia.

Airlangga juga menambahkan bahwa pemerintah berharap dapat menarik investasi langsung sebagai alternatif dari China, yang dinilai dapat memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

"Kita berharap positioning Indonesia akan lebih baik, termasuk alternatif direct investment dari China ke Indonesia," tutup Airlangga.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya