PLN Jakarta Kirim 6 Ton Sampah ke PLTU Lontar, Buat Apa?

Pengiriman sampah ini menjadi cara PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya mendukung pengelolaan sampah ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

oleh Arthur Gideon diperbarui 03 Des 2024, 15:15 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 15:15 WIB
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya, Haris Andika memeriksa sampah biomassa yang dikirim dari PLN UID Jakarta Raya di coal yard PLTU Lontar. (Dok PLN Disjaya)
Senior Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jakarta Raya, Haris Andika memeriksa sampah biomassa yang dikirim dari PLN UID Jakarta Raya di coal yard PLTU Lontar. (Dok PLN Disjaya)

Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jakarta Raya telah mengirimkan 6 ton sampah biomassa dari sampah organik ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar. Sampah ini bakal dipakai campuran Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) untuk material co-firing di PLTU Lontar.

General Manager PLN UID Jakarta Raya Lasiran menjelaskan, pengiriman sampah biomassa tersebut menjadi cara unit usaha PT PLN (Persero) ini untuk mendukung pengelolaan sampah ramah lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Sebelum menjalankan inisiatif memanfatakan sampah organik untuk campuran material co-firing, PLN UID Jakarta Raya membuangnya ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), yang berkontribusi pada peningkatan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah.

Namun, berkat implementasi program TOSS (Teknologi Pengolahan Sampah di Sumbernya), kini seluruh Unit Pelaksana PLN UID Jakarta Raya telah mengelola sampah organik secara lebih baik. Program TOSS ini meliputi pemilahan sampah dan proses biodrying di setiap kantor Unit Pelaksana.

Selain itu, PLN UID Jakarta Raya bekerja sama dengan Gerakan Ciliwung Bersih (GCB) untuk melakukan pencacahan sampah biomassa tersebut sebelum dikirim ke PLTU Lontar.

"kegiatan ini merupakan bentuk aksi keberlanjutan dalam mewujudkan ESG - Lingkungan (Environmental), Sosial (Social) dan Tata Kelola (Governance) di lingkungan PLN," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (3/12/2024).

"Inisiatif ini adalah bagian dari komitmen PLN untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan pengurangan jejak karbon. Kami percaya bahwa pengelolaan sampah biomassa yang lebih baik dapat memberikan dampak positif, tidak hanya untuk lingkungan tetapi juga untuk masyarakat sekitar," tambah Lasiran.

 

Pangkas Jejak Karbon

Proses pencampuran sampah biomassa dan batubara untuk menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dimanfaatkan untuk material co-firing PLTU Lontar. (Dok PLN Disjaya)
Proses pencampuran sampah biomassa dan batubara untuk menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang dimanfaatkan untuk material co-firing PLTU Lontar. (Dok PLN Disjaya)

General Manager PLN UID Jakarta Raya menambahkan dengan memanfaatkan sampah biomassa sebagai bahan bakar alternatif, PLN juga mendukung pengembangan energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

"Langkah ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mendukung keberlanjutan lingkungan dan pengurangan jejak karbon. Dengan mengolah sampah biomassa menjadi bahan bakar alternatif, PLN UID Jakarta Raya turut berperan dalam pemanfaatan energi terbarukan serta pengelolaan sampah yang lebih bertanggung jawab," jelas Lasiran.

Tidak sampai disitu, PLN UID Jakarta Raya juga telah memanfaatkan FABA (fly ash dan bottom ash) limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dari PLTU Lontar sebagai bahan baku pembangunan Gardu Induk dan kantor Hub UMK Jakarta Raya di lingkungan PLN UID Jakarta Raya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya