Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dari 38 provinsi yang ada, 35 provinsi tercatat mengalami inflasi, sementara 3 provinsi lainnya mengalami deflasi.
Deputi Bidang Statistik dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini, mengungkapkan inflasi bulanan pada Desember 2024 di Indonesia menunjukkan pola yang cukup variatif berdasarkan wilayah.
Baca Juga
"Selanjutnya jika dilihat sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, maka terdapat 35 dari 38 provinsi di Indonesia yang mengalami inflasi, sedangkan 3 lainnya mengalami deflasi," kata Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman inflasi Desember 2024, Kamis (2/1/2025).
Advertisement
Diketahui inflasi secara nasional rata-rata mencapai 0,44% secara bulanan pada Desember 2024. Sementara, secara tahun ke tahun inflasi tercatat 1,57% dan inflasi secara tahun kalender mencapai 1,57%.
Adapun berdasarkan data BPS, Provinsi Papua Pegunungan mencatatkan inflasi tertinggi di Indonesia dengan angka mencapai 2,39%. Kenaikan harga barang dan jasa di wilayah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk distribusi barang yang terbatas dan fluktuasi harga pangan.
Inflasi yang tinggi di Papua Pegunungan mencerminkan tantangan logistik dan infrastruktur yang masih perlu ditingkatkan, sehingga memperberat biaya hidup di daerah tersebut.
Sebaliknya, provinsi Maluku mencatatkan deflasi terdalam, yaitu sebesar 0,41%. Deflasi ini menunjukkan penurunan harga barang dan jasa, yang dapat disebabkan oleh berkurangnya permintaan atau penurunan biaya produksi.
"Inflasi tertinggi terjadi di Papua Pegunungan yaitu sebesar 2,39%. Sementara itu deflasi terdalam terjadi di Maluku sebesar 0,41%," ujarnya.
Â
Daftar Provinsi
Berikut rincian daftar provinsi yang mengalami inflasi tertinggi dan deflasi terdalam:
Inflasi Tertinggi
- Papua Pegunungan 2,39%
- Papua Selatan 1,24%
- Sumatera Utara 0,98%
- Nusa Tenggara Timur 0,82%
- Kepulauan Riau 0,68%
- Sulawesi Barat 0,66%
- Kepulauan Bangka Belitung 0,65%
- Riau 0,62%
- Aceh 0,57%
- Jawa Tengah 0,57%
- Gorontalo 0,57%
- Sumatera Selatan 0,50%
- Banten 0,50%
- Kalimantan Tengah 0,48%
- Lampung 0,47%
- Jambi 0,46%
- DI Yogyakarta 0,46%
- Jawa timur 0,46%
- Nusa Tenggara Barat 0,46%
- Kalimantan Barat 0,46%
- Kalimantan Selatan 0,46%
- Kalimantan Utara 0,44%
- Sulawesi Selatan 0,38%
- DKI Jakarta 0,37%
- Sumatera Barat 0,35%
- Jawa Barat 0,35%
- Bengkulu 0,34%
- Papua Barat 0,34%
- Sulawesi Tengah 0,32%
- Bali 0,31%
- Kalimantan Timur 0,31%
- Maluku Utara 0,31%
- Sulawesi Tenggara 0,29%
- Papua Tengah 0,23%
- Papua 0,05%
Deflasi terdalam
- Maluku 0,41%
- Sulawesi Utara 0,07%
- Papua Barat Daya 0,11%
Advertisement
BPS: Inflasi Desember 2024 Tercatat 0,44%, Ini Biang Keroknya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,44% secara bulanan pada Desember 2024. Kenaikan indeks harga konsumen (IHK) dari 106,33% pada November 2024 menjadi 106,80% pada Desember 2024 menunjukkan adanya peningkatan harga barang dan jasa yang memengaruhi daya beli masyarakat.
"Pada Desember 2024 terjadi inflasi sebesar 0,44% secara bulanan atau terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari 106,33% pada November 2024 menjadi 106,80% pada Desember 2024," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers pengumuman inflasi Desember 2024, Kamis (2/1/2025).
Ia mengungkapkan, inflasi tahunan atau year-on-year (YoY), pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,57%. Perbandingan antara Desember 2024 dan Desember 2023 menunjukkan tingkat inflasi yang stabil, dengan angka YoY dan year-to-date (YTD).Â
Ia menyebut inflasi bulanan pada Desember 2024 tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan Desember 2023. Angka inflasi bulanan ini menunjukkan pergerakan harga yang lebih signifikan pada bulan Desember dibandingkan dua bulan sebelumnya.
"Inflasi bulanan pada Desember 2024 lebih tinggi dibandingkan inflasi November 2024 dan juga inflasi Desember 2023," ujar dia.
Adapun kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi Desember 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok ini tercatat sebesar 1,33%, memberikan andil inflasi sebesar 0,38%. Komoditas yang mendominasi kenaikan harga di kelompok ini adalah telur ayam ras dan cabai merah, masing-masing memberikan andil inflasi sebesar 0,06%.
Komoditas lainnya yang turut memberikan andil inflasi dalam kelompok ini adalah ikan segar, cabai rawit, bawang merah, dan minyak goreng, yang masing-masing memberikan andil sebesar 0,03%. Sementara itu, bawang putih, sawi hijau, daging ayam ras, dan beras turut berkontribusi dengan andil inflasi sebesar 0,01% per komoditas.
Inflasi Desember 2024 juga dipengaruhi oleh komponen harga yang berbeda. Komponen inti, yang mencerminkan kecenderungan inflasi jangka panjang tanpa faktor sementara, mengalami inflasi sebesar 0,17%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11%, dengan komoditas yang dominan seperti minyak goreng, emas perhiasan, dan kopi bubuk.
Komponen Harga yang Diatur Pemerintah
"Berikutnya adalah inflasi bulan ke bulan menurut komponen. Inflasi yang terjadi pada Desember 2024 sebesar 0,44% utamanya didorong oleh inflasi komponen bergejolak. Pertama untuk komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,17%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,11%," ujar dia.
Selain itu, komponen harga yang diatur oleh pemerintah tercatat mengalami inflasi sebesar 0,03%. Meskipun ada inflasi, kontribusinya terhadap total inflasi terbilang kecil dan tidak signifikan.
Selajutnya, komponen harga yang bergejolak (volatile food), yang cenderung dipengaruhi oleh faktor musiman dan cuaca, mengalami inflasi sebesar 2,04%. Komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,33%. Beberapa komoditas yang mendominasi inflasi pada kelompok ini adalah telur ayam ras, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, dan bawang putih.
Advertisement