Pangkas Impor LPG, Prabowo Mau Bangun Pabrik Gas C3 dan C4

Indonesia masih ketergantungan impor LPG. Saat ini kapasitas produksi LPG baru mencapai 1,4 juta ton. Sementara tingkat konsumsi LPG mencapai 8 juta ton per tahun.

oleh Tim Bisnis diperbarui 17 Jan 2025, 15:19 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2025, 15:15 WIB
Pertamina Patra Niaga kembali mengajak masyarakat untuk mengenali pangkalan LPG 3 kg sebagai rantai distribusi resmi. Dok Pertamina
Pertamina Patra Niaga kembali mengajak masyarakat untuk mengenali pangkalan LPG 3 kg sebagai rantai distribusi resmi. Dok Pertamina... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, neraca liquified petroleum gas (LPG) Indonesia tekor. Hal ini karena produksi di bawah konsumsi sehingga Indonesia terpaksa impor LPG. 

Bahlil menjelaskan, Indonesia masih ketergantungan impor LPG. Saat ini kapasitas produksi LPG baru mencapai 1,4 juta ton. Sementara tingkat konsumsi LPG mencapai 8 juta ton per tahun.

"Artinya impor (LPG) kita sekitar 6 sampai 7 juta ton per tahun," kata Bahlil kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (17/7/2025).

Untuk menekan impor, Presiden Prabowo Subianto akan membangun pabrik gas yang memiliki kandungan propana (C3) dan butana (C4) sebagai alternatif LPG. Saat ini, sudah terbentuk sekitar 1,7 juta ton gas dari alternatif LPG tersebut.

"Arahan bapak Presiden adalah bagaimana mempercepat proses mengurangi impor. Nah caranya adalah kita membangun LPG dengan mempergunakan gas C3-C4. Kurang lebih sekitar 1,7 juta ton yang sudah ada," tegasnya.

Selain itu, Presiden Prabowo juga menginstruksikan untuk pengembangan jaringan gas (jargas) di segmen rumah tangga. Melalui penggunaan jargas diharapkan konsumsi LPG masyarakat Mian berkurang.

"Dan setidaknya kita akan dorong pada gasifikasi untuk jar gas. Jaringan gas kepada rumah rakyat," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Pertamina Gas Siap Tingkatkan Produksi LPG

Subholding Gas Pertamina terus memperluas utilisasi gas bumi melalui infrastruktur beyond pipeline di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
PT Pertagas Niaga (PTGN), Subholding Gas menyuplai LNG perdana bagi industri di Kota Bontang, tepatnya ke PT Energi Unggul Persada (EUP) yang bergerak dalam bidang pengolahan minyak kelapa sawit. (Dok Pertamina)... Selengkapnya

Sebelummya, PT Pertamina Gas, bagian dari Sub Holding Gas, berkomitmen untuk mendukung pencapaian swasembada energi yang dicanangkan pemerintah melalui produksi LPG domestik yang berkesinambungan. Pertamina Gas memproduksi LPG melalui LPG Plant Gresik dan PT Perta-Samtan Gas.

Gamal Imam Santoso, Direktur Utama Pertamina Gas (Pertagas), mengatakan sebagai salah satu entitas strategis dalam rantai pasok energi nasional, peran Pertagas menjadi krusial dalam mendukung program pemerintah.

“Dengan konsistensinya dalam menghasilkan LPG berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, Pertagas telah berkontribusi langsung terhadap pengurangan ketergantungan impor energi dan penguatan pasokan LPG nasional,” kata Gamal, Selasa (17/12/2024).

Pertagas merupakan perusahaan yang bergerak dalam pembangunan infrastruktur penyaluran energi terintegrasi, mulai dari regasifikasi gas, pemrosesan gas menjadi LPG, transportasi gas, pengoperasian pipa transmisi gas bumi, transportasi minyak bumi, hingga pengelola pipa Bahan Bakar Minyak (BBM).

Gamal mengungkapkan Perta-Samtan Gas yang merupakan joint venture antara PT Pertamina Gas (“Pertagas”) dan ST International (sebelumnya bernama Samtan Co., Ltd) memiliki kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan LPG domestik.

 

2 Kilang Utama

Perta-Samtan mengelola dua kilang utama, yaitu Kilang Ekstraksi di Prabumulih dan Kilang Fraksinasi di Sungai Gerong, Sumatera Selatan.

“Dengan kapasitas desain 250 MMscfd, Perta-Samtan mampu memproduksi sekitar 710 MT LPG dan kurang lebih 2.200 barel kondensat per hari,” kata dia.

Produksi Perta-Samtan disalurkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk kebutuhan domestik dengan rute distribusi dari Depot LPG Pulau Layang (Sungai Gerong) dan Jetty 01 RU III menggunakan kapal ke wilayah Pontianak dan Bangka.

Selain Perta-Samtan, Pertagas melalui LPG Plant Gresik yang dioperasikan oleh PT Energi Nusantara Perkasa (ENP) di Gresik, Jawa Timur juga turut mendukung pencapaian swasembada energi nasional sekaligus membantu pengurangan ketergantungan impor LPG.

Kilang LPG Plant Gresik memiliki kapasitas desain sebesar 350 MMSCFD, dengan volume produksi sekitar 105 ton LPG per hari, serta kondensat sebesar kurang lebih 880 barel per hari.

Keberadaan LPG Plant Gresik menjadi pelengkap dalam upaya memperkuat produksi LPG domestik, sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan kemandirian energi nasional.

"Kilang LPG Plant Gresik ini secara konsisten memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi impor LPG dan memperkuat ketahanan energi negara,” kata Gamal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya