Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN), Subholding Gas Pertamina telah membuktikan komitmennya dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission 2060, atas keberhasilannya dalam menurunkan emisi karbon.
Corporate Secretary PGN Fajriyah Usman mengatakan, selama tahun 2024, PGN berhasil menurunkan emisi karbon hingga 29.722,54 ton CO₂eq dan mencatatkan efisiensi energi 5 persen dibanding tahun sebelumnya.
Advertisement
Baca Juga
Capaian ini mendongkrak skor ESG Risk Rating menjadi 20,2 pada 2024, termasuk dalam kategori Medium Risk oleh Morningstar Sustainalytics, dari skor 24,7 pada 2023.
Advertisement
“Peningkatan skor ESG Risk Rating ini membuktikan keberlanjutan adalah prioritas strategis kami. Kami optimis dapat terus memberikan nilai tambah bagi pemangku kepentingan sekaligus mendukung masa depan yang lebih hijau,” kata Fajriyah, Minggu (19/1/2025)
Menurutnya, atas pencapaian ini menempatkan PGN pada posisi kompetitif diantara perusahan energi yang bergerak di industri gas bumi di Asia, berkontribusi pada target Net Zero Emission 2060.
Selain penurunan emisi karbon, sistem kesehatan dan keselamatan kerja (K3) PGN yang bersertifikasi ISO 14001 dan ISO 45001 mencatat jam kerja aman lebih dari 12 juta jam juga menjadi penyumbang skor ESG Risk Rating.
Di aspek sosial, PGN menjalankan program Desa Kaya dan Desa Wisata yang memberdayakan masyarakat lokal melalui peningkatan pendapatan serta pengelolaan limbah menjadi produk ramah lingkungan.
Dalam tata kelola, PGN menerapkan kebijakan “4 No’s”: No Bribery, No Kickback, No Gift, dan No Luxurious Hospitality, untuk menjaga integritas bisnis sesuai standar internasional.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja keberlanjutan,” tutup Fajriyah.
Penuhi Kebutuhan Konsumen, Kilang Tangguh Pasok 2 Kargo LNG ke PGN
Subholding Gas Pertamina PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) akan mengoptimalkan alokasi LNG sebanyak 2 kargo per tahun dari Kilang BP Tangguh, gas alam cair ini menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumen di tengah tantangan ketersedian pasokan gas pipa.
Direktur Komersial PGN Ratih Esti Prihatini mengatakan, PGN bersinergi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua Barat untuk memanfaatkan alokasi LNG milik PT Padoma Lirik Energy (PLE).
Volume LNG yang akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan PGN sebesar ± 20 MMSCFD atau setara dengan 2 kargo per tahun dari Kilang BP Tangguh, Papua Barat.
“PGN akan memanfaatkan alokasi LNG dari Tangguh untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,” kata Ratih, Sabtu (11/1/2025).
Pemanfaatan alokasi LNG Tangguh akan menjawab tantangan ketersediaan pasokan gas pipa saat ini di beberapa wilayah strategis.
Advertisement
Ketahanan Energi
Seiring dengan demand yang meningkat, PGN terus berkoordinasi dengan stakeholder untuk mendapatkan solusi terbaik dalam rangka ketahanan energi nasional dan mendukung swasembada energi.
"Tentunya juga menjadi wujud upaya keberlanjutan PGN yang secara aktif mencari sumber pasokan alternatif dari gas regasifikasi di tengah tantangan kondisi pasokan gas pipa," tutur Ratih.
Sinergi PGN dengan BUMD Papua Barat ini penting untuk memastikan alokasi LNG dapat dimanfaatkan dengan optimal dengan tetap mematuhi ketentuan pemerintah yang berlaku.
“Inisiatif kerja sama ini dalam rangka pemanfaatan alokasi gas yang telah ditetapkan oleh Kementerian ESDM. Semoga prosesnya berjalan dengan baik dan memberikan manfaat semua pihak,” ujar Erix Ayatanoi mewakili Gubernur Papua Barat.
“Pemanfaatan alokasi LNG oleh PGN ini merupakan harapan kami. Setelah ini kami akan melanjutkan koordinasi dengan pemerintah,” tutur Direktur Utama PLE T. Heriwansyah.