Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (21/1/2025), mencatat penguatan sebesar 33 poin atau 0,20 persen, berada di level 16.310 per dolar Amerika Serikat (AS). Posisi rupiah ini menguat dibandingkan penutupan sebelumnya di 16.343 per dolar AS.
Penguatan rupiah juga sejalan dengan pergerakan positif mayoritas mata uang Asia lainnya, seperti baht Thailand yang naik 0,48 persen, ringgit Malaysia naik 0,36 persen, dan won Korea Selatan yang naik 0,31 persen.
Baca Juga
Faktor Penguatan Rupiah
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi oleh meredanya kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif Presiden AS, Donald Trump. Hal ini memberikan ruang bagi mata uang regional Asia untuk bergerak lebih stabil.
Advertisement
“Rupiah hari ini diperkirakan diperdagangkan menguat di kisaran 16.300-16.350, didukung oleh sentimen global yang lebih positif dan penguatan mayoritas mata uang regional Asia,” ujar Rully dikutip dari ANTARA, Rabu (22/1/2025).
Selain itu, indeks dolar AS yang melemah ke level 108,06 dan penurunan imbal hasil obligasi AS menjadi 4,58 persen turut mendorong penguatan mata uang negara berkembang, termasuk rupiah.
Aturan Baru Devisa Hasil Ekspor (DHE SDA)
Dari sisi domestik, sentimen tambahan datang dari rencana Bank Indonesia untuk menerapkan aturan baru terkait Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Dalam aturan tersebut, eksportir diwajibkan menempatkan 100 persen DHE SDA di dalam negeri selama minimal satu tahun.
Namun, menurut Rully, dampak aturan ini terhadap nilai tukar rupiah cenderung terbatas. “Volatilitas rupiah masih lebih banyak dipengaruhi oleh faktor global, terutama dinamika kebijakan ekonomi di Amerika Serikat,” jelasnya.
Proyeksi Perdagangan Hari Ini
Dengan penguatan di awal perdagangan, rupiah diproyeksikan tetap bergerak dalam rentang 16.300-16.350 per dolar AS.
Tren positif ini diharapkan berlanjut, terutama jika sentimen global tetap mendukung dan aturan domestik dapat memberikan kepercayaan lebih pada stabilitas ekonomi Indonesia.
Advertisement
