Orang Aceh Gemar Investasi Emas, Pertumbuhan Ekonomi Bisa Terhambat

Investasi emas yang semakin marak berpotensi menekan sektor-sektor produktif. Hal ini terjadi karena dana yang terserap dalam bentuk emas tidak secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan produksi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 10 Feb 2025, 17:38 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2025, 17:30 WIB
20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY6
Di awal pekan ini, harga emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) bertahan di posisi Rp 599 ribu per gram, Jakarta, Senin(10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Tren investasi emas yang kian meningkat di Aceh dinilai berisiko menghambat pertumbuhan ekonomi daerah. Pasalnya, peralihan aset ke dalam bentuk emas yang bersifat tidak produktif dapat mengurangi likuiditas di masyarakat.

Guru Besar Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (FEB USK), Prof Said Munasdi, mengatakan bahwa fenomena ini terjadi karena harga emas yang terus naik membuat masyarakat cenderung mengalihkan uang mereka ke dalam bentuk emas, baik sebagai aset safe haven maupun sebagai instrumen investasi.

"Ketika masyarakat lebih memilih menyimpan uangnya dalam bentuk emas, uang tersebut tidak berputar dalam aktivitas ekonomi yang dapat mendorong pertumbuhan, seperti investasi di sektor riil atau konsumsi yang meningkatkan permintaan pasar," ujar Prof Said di Banda Aceh, dikutip dari Antara, Senin (10/2/2025).

Dampak terhadap Perputaran Uang

Lebih lanjut, Prof Said menjelaskan bahwa investasi emas yang semakin marak berpotensi menekan sektor-sektor produktif. Hal ini terjadi karena dana yang terserap dalam bentuk emas tidak secara langsung berkontribusi terhadap peningkatan produksi atau penciptaan lapangan kerja.

"Semakin banyak uang yang tertanam dalam emas, semakin berkurang jumlah uang yang beredar di masyarakat. Padahal, dalam sistem ekonomi, uang berperan seperti darah dalam tubuh manusia. Jika peredarannya tersendat, maka ekonomi daerah juga melemah," tambahnya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Aceh pada tahun ini mencapai 4,66 persen, masih di bawah rata-rata nasional yang sebesar 5,03 persen. Pertumbuhan ekonomi Aceh juga masih didominasi oleh pengeluaran dan konsumsi. Jika tren investasi emas terus meningkat, dikhawatirkan pertumbuhan ekonomi daerah akan semakin terhambat.

 

Perlunya Investasi Produktif

FOTO: Harga Emas Antam Alami Penurunan
Pegawai menunjukkan emas batangan 24 karat di gerai Galeri 24, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (5/8/2021). Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk dijual lebih murah Rp 2.000 per gram pada hari ini ke posisi Rp 941 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Prof Said menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi sangat diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat mengalihkan investasinya ke sektor-sektor produktif yang memiliki efek berganda (multiplier effect), seperti industri atau bisnis yang mampu membuka lebih banyak kesempatan kerja.

"Jika masyarakat lebih banyak menanamkan uangnya dalam emas, sektor produktif di Aceh bisa semakin melemah. Padahal, Aceh memiliki keterbatasan jumlah investor yang masuk. Jika kondisi ini terus berlanjut, daya beli masyarakat bisa menurun karena uang yang seharusnya beredar dalam konsumsi dan investasi justru terserap dalam bentuk emas," jelasnya.

Dalam jangka panjang, tren ini dikhawatirkan dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi Aceh. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih efektif untuk mendorong masyarakat berinvestasi pada sektor-sektor yang dapat memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah.

 

Harga Emas Antam Merangkak Naik Hari Ini, Siap-siap Cetak Rekor Termahal

20161010-Harga-emas-stagnan-di-posisi-Rp-599-Jakarta-AY4
Harga jual emas batangan Antam ukuran satu gram dibanderol di harga Rp 599.000 per gram, Jakarta, Senin (10/10). Jumlah itu tidak mengalami perubahan dari harga perdagangan akhir pekan kemarin, yakni Rp 599.000 per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Harga emas yang dijual oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau harga emas Antam naik tipis pada perdagangan hari ini setelah kemarin anjlok parah. Begitu pula harga emas Antam buyback juga naik tipis pada hari ini.

Pada Sabtu (8/2/2025), harga emas Antam naik Rp 2.000 menjadi Rp 1.662.000 per gram dibanding kemarin yang berada di angka Rp 1.660.000 per gram.

Untuk diketahui, rekor tetinggi harga emas Antam sepanjang sejarah dicetak pada 6 Februari 2024 yang berada di angka di angka Rp 1.670.000 per gram.

Hal yang sama juga terjadi pada harga emas Antam buyback. Harga buyback juga naik Rp 2.000 dan ditetapkan Rp 1.513.000. Harga buyback ini adalah jika Anda ingin menjual emas, Antam akan membelinya di harga Rp 1.513.000 per gram.

Perubahan harga emas Antam dipengaruhi oleh sejumlah faktor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Pemahaman mengenai faktor-faktor ini sangat penting bagi mereka yang berencana untuk berinvestasi dalam emas Antam.

Antam menjual emas dengan ukuran mulai 0,5 gram hingga 1.000 gram. Anda dapat memperoleh potongan pajak lebih rendah (0,45 persen) jika menyertakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

Hingga pukul 07.35 WIB, kepingan emas Antam sebagian masih tersedia untuk lokasi di butik Logam Mulia Gedung Antam Jakarta.

Daftar Harga Emas Antam

Berikut rincian harga emas Antam hari ini di butik emas Gedung Antam, melansir laman logammulia.com:

  • Harga emas 0,5 gram: Rp 881.000
  • Harga emas 1 gram: Rp 1.662.000
  • Harga emas 2 gram: Rp 3.268.000
  • Harga emas 3 gram: Rp 4.882.000
  • Harga emas 5 gram: Rp 8.114.000
  • Harga emas 10 gram: Rp 16.150.000
  • Harga emas 25 gram: Rp 40.212.500
  • Harga emas 50 gram: Rp 80.305.000
  • Harga emas 100 gram: Rp 160.490.000
  • Harga emas 250 gram: Rp 400.837.500
  • Harga emas 500 gram: Rp 801.375.000
  • Harga emas 1.000 gram: Rp 1.602.600.000.
 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Live dan Produksi VOD

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya