Liputan6.com, Jakarta - Presiden Direktur Super Bank Indonesia, Tigor M. Siahaan menyampaikan, kabar terbaru mengenai rencana Initial Public Offering (IPO) Superbank.
Tigor mengungkapkan, saat ini fokus utama perusahaan adalah memperkuat ekosistem yang telah dibangun sejak peluncuran Superbank pada Juni 2024.
Advertisement
"Kita sekarang konsentrasi dari superbank karena kita tahun lalu baru launching ya Juni 2024 dan sangat baik dan ekosistemnya baik. Dan kita masih fokus kesana," kata Tigor saat ditemui di Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2025, di JCC, Jakarta, Selasa (11/2/2025).
Advertisement
Dia menuturkan, ekosistem yang ada saat ini, yang melibatkan berbagai pihak antara lain Grab, OVO, merchant, seller, dan supplier, sudah berjalan dengan baik dan terus berkembang.
"Di tahun ini kita banyak launching beberapa produk yang diintegrasinya dengan ekosistem kami. Ekosistemnya Grab, OVO, entah itu di merchant di seller, di suplier, dan sebaginya itu memang sudah banyak integrasinyang sudah kita siapkan untuk tahun ini. Kita benar-benar konsentrasikan ke sana gitu," jelasnya.
Selanjutnya, ketika ditanya tentang kemungkinan IPO pada tahun ini, Tigor menegaskan, Super Bank Indonesia lebih fokus pada penguatan sistem dan integrasi daripada memikirkan pasar saham.
“Seperti yang saya bilang, konsentrasi kita bukan terhadap market, tapi terhadap integrasi sistem," tegasnya.
Tigor juga menambahkan pendanaan untuk pengembangan Superbank tidak menjadi masalah. Dengan total ekuitas lebih dari Rp 5 triliun, serta dukungan kuat dari pemegang saham, Super Bank Indonesia merasa cukup memiliki modal untuk terus berkembang tanpa harus bergantung pada IPO dalam waktu dekat.
"Lebih dari cukup. Karena kami total ekuitas kami di atas Rp 5 triliun juga dan kami memiliki shareholders yang sangat supportive, jadi anytime membutuhkan dana itu sangat mudah kok sebenarnya," jelasnya.
Rencana Superbank
Sebelumnya, diketahui PT Super Bank Indonesia (Superbank), hasil kolaborasi antara Grab dan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), dilaporkan berencana untuk melakukan IPO pada tahun ini.
Langkah ini dipandang sebagai salah satu strategi penting bagi Superbank dalam memperluas jangkauan pasar serta menarik perhatian investor.
Dengan IPO ini, Superbank berharap dapat meningkatkan modal dan memperkuat posisinya di sektor bank digital yang terus berkembang pesat.
Disisi lain, rencana IPO Superbank diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi sektor saham bank digital yang saat ini tengah aktif melakukan berbagai aksi korporasi.
Selain itu, kehadiran Superbank di pasar saham diyakini dapat meningkatkan minat investor terhadap sektor ini, yang semakin dilirik sebagai sektor dengan potensi pertumbuhan yang besar di masa depan.
Jika berhasil, langkah ini juga akan menjadi sinyal positif bagi bank digital lainnya untuk mengikuti jejak yang sama, sehingga memperkuat tren pertumbuhan industri perbankan digital di Indonesia.
Advertisement
OJK: Belum Ada Bank Digital Ajukan Permohonan IPO
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan hingga kini, belum ada bank digital yang mengajukan permohonan untuk melakukan penawaran umum perdana saham (IPO) atau meminta izin terkait hal tersebut.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa bank digital kemungkinan masih berada dalam tahap persiapan untuk melakukan IPO.
"Ya, sebetulnya bisa dikatakan belum [untuk bank digital], BPR juga belum. Mungkin mereka masih juga sedang melakukan persiapan,” kata Dian ditemui di Jakarta, Kamis (23/1/2025).
Dian juga menambahkan meskipun banyak yang mengharapkan bank digital segera melantai di bursa, OJK ingin memastikan bahwa IPO yang dilakukan oleh bank tersebut berasal dari institusi yang benar-benar terpercaya dan memiliki kredibilitas yang tinggi. “Sehingga bisa betul-betul bisa memberikan keuntungan kepada investor, kira-kira begitu," ujar Dian.
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)