Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) terus memastikan keandalan pasokan energi di tengah tantangan industri, dengan memperkuat ketahanan bisnis melalui penerapan Business Continuity Management System (BCMS).
Direktur Manajemen Risiko PGN Arief Kurnia Risdianto mengatakan, sebagai perusahaan energi yang mengelola infrastruktur dan material berisiko tinggi, PGN berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan operasional melalui BCMS.
Advertisement
Baca Juga
Menurutnya, dengan penerapan BCMS memungkinkan PGN untuk mengidentifikasi potensi risiko, menyusun strategi mitigasi, serta mengembangkan prosedur pemulihan yang efektif demi memastikan layanan optimal kepada pelanggan, termasuk PLN sebagai mitra strategis.
Advertisement
"Sejak 2022, kami telah mengadopsi sistem ini dan memperoleh sertifikasi ISO 22301:2019 pada 2024, yang menjadi bukti standar internasional dalam pengelolaan keberlanjutan bisnis," kata Arief, Selasa (11/2/2025).
PGN pun menggandeng PLN, salah satu mitra strategis dan pelanggan utama PGN, bersama-sama menegaskan pentingnya sinergi antara dua perusahaan energi strategis dalam menghadapi dinamika industri dan risiko operasional.
Kerja sama ini juga bertujuan untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan memastikan keberlanjutan layanan kepada masyarakat.
“Kami menyambut baik sinergi BCMS dengan PGN. Dalam 3–4 tahun terakhir, PLN telah memperkuat Business Continuity Management melalui empat strategi utama, yaitu diskusi publik, kebijakan mitigasi, risk modeling, dan pengembangan Risk Control Center untuk meningkatkan ketahanan organisasi dan keberlanjutan bisnis di masa depan,” ungkap Deni Surya Permana, EVP Manajemen Risiko Financial dan Enabler PLN.
Melalui sinergi BCMS, PGN dan PLN terus berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi nasional, memperkuat keberlanjutan bisnis, dan menghadirkan layanan energi yang lebih andal bagi masyarakat dan industri di Indonesia
Gas Bumi jadi Energi Program Makan Bergizi Gratis di Boyolali
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) melalui anak usahanya Gagas Energi Indonesia (PGN Gagas) siap memenuhi kebutuhan gas bumi sebagai energi untuk memasak di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Gagaksipat Boyolali.
Direktur Utama PGN Arief S. Handoko mengatakan, untuk mendukung Makan Bergizi Gratis (MBG) di SPPG tersebut, PGN Gagas menyalurkan 2.000-3.000 m3 gas bumi per bulan dengan mekanisme beyond pipeline yaitu Compressed Natural Gas (CNG). Setiap harinya, SPPG ini menyediakan 6.000 porsi MBG untuk 34 sekolah.
“PGN sebagai Subholding Gas Pertamina berkomitmen untuk mendukung program MBG melalui penyediaan jaringan gas baik dengan moda pipeline maupun beyond pipeline,” kata Arief, Rabu (5/2/2025).
Menurut Arief, lokasi SPPG yang tidak terlewati pipa gas, bisa dilayani menggunakan CNG. Jadi program MBG dapat menggunakan energi gas bumi yang praktis dan mengalir tanpa henti 24 jam.
Direktur Utama PGN Gagas Santiaji Gunawan menambahkan, “PGN Gagas menyediakan jaringan gas bumi menggunakan metode beyond pipeline melalui CNG untuk SPPG yang belum terdapat jaringan gas pipa.
Truk-truk gas mengambil pasokan gas dari sumber terdekat untuk disalurkan ke dapur-dapur SPG. Saat ini, PGN Gagas tengah menjajaki penyaluran gas untuk SPPG di Cirebon dan Lampung,” jelas Santiaji.
Advertisement
Pasokan Gas Bumi
Gas bumi yang berbentuk CNG dari Stasiun Pengisian CNG terdekat dibawa menggunakan Gas Transport Module (GTM) setiap hari. Selanjutnya GTM akan mengisi CNG ke Gaslink Cylinder yang dialirkan ke instalasi pipa gas dapur SPPG Gagaksipat.
Melalui sistem ini, operasional dapur SPPG yang berjalan pukul 20.00 WIB hingga 10.00 WIB dapat berlangsung secara terus menerus tanpa henti.
Pasokan gas bumi yang stabil dapat memastikan operasional dapur SPPG dapat berjalan lancar. Penggunaan gas bumi skala besar seperti program MBG juga akan membuat proses memasak menjadi lebih cepat dan efisien.
Kepala SPPG Gagaksipat Ghani Prasetya manfaat penggunaan gas bumi untuk mendukung program MBG.
“Menggunakan gas bumi ini sangat mudah dan praktis. Untuk memasak dalam porsi besar, kita membutuhkan gas yang besar. Maka dari itu, ketika kita menggunakan gas alam (gas bumi), sangat praktis,” tutup Ghani.