Liputan6.com, Jakarta Rupiah berhasil ditutup menguat 0,18% di level 16.275 per USD pada sore hari ini (24/2/2025), dilansir dari Refinitiv. Momentum ini terjadi usai BP Investasi Danantara diluncurkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:56 WIB turun 0,17% di angka 106,44. Rupiah akhirnya berhasil menguat mengikuti mayoritas mata uang Asia yang sudah lebih dulu reli sejak pagi tadi.
Advertisement
Baca Juga
Kepala Ekonom Juwai IQI Shan Saeed yang berbasis pusat di Malaysia memberikan pandangannya terkait pembentukan Danantara. Menurutnya, kehadiran Danantara mengirimkan sinyal positif kepada investor di dalam dan luar negeri
Advertisement
“Segala sesuatu yang didukung oleh pemerintah akan memberikan suntikan likuiditas dan mengirimkan sinyal positif kepada investor bahwa pemerintah berkomitmen pada reformasi ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan negara,” ujar Saeed dalam wawancara dengan media, Senin (24/2).
"Indonesia berada di jalur untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dalam 3–5 tahun ke depan," lanjutnya.
Selain itu, Saeed menilai Danantara akan dapat menambah penciptaan lapangan kerja serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi tenaga kerja pada tingkat makro Indonesia.
“Pemerintah tampak sangat berkomitmen untuk mengubah prospek ekonomi negara guna meningkatkan standar hidup masyarakat,” kata dia.
Saat meresmikan Danantara, Prabowo menegaskan BP Investasi Danantara harus dapat diaudit setiap saat oleh siapa pun.
Prabowo mengatakan bahwa Danantara harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan dengan sangat hati-hati, serta transparan. Sebab, Danantara didirikan untuk generasi penerus Indonesia.
"Danantara Indonesia adalah untuk anak dan cucu kita. Danantara Indonesia untuk itu harus dikelola sebaik-baiknya dengan sangat hati-hati, dengan sangat transparan, dengan saling mengawasi," kata Prabowo.
"Harus bisa diaudit setiap saat oleh siapa pun, karena ini sekali lagi adalah milik anak dan cucu kita, milik generasi penerus bangsa Indonesia," tegasnya.
Prabowo Resmikan Danantara, Bagaimana Nasib INA Bentukan Jokowi?
Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) sebagai pengelola dana investasi pemerintah (sovereign wealth fund/SWF). Padahal, pemerintah telah memiliki Indonesia Investment Authority (INA) yang juga berperan sebagai SWF.
Lalu, bagaimana nasib INA setelah hadirnya Danantara Indonesia?
Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, memastikan bahwa INA akan tetap berdiri sebagai entitas terpisah dari Danantara.
"(INA) identitas tersendiri," ujar Rosan di Istana Negara, Jakarta, Senin (24/2/2025).
Senada dengan Rosan, Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan bahwa INA tidak akan digabungkan ke dalam Danantara.
"Iya, INA terpisah dari Danantara," ujarnya singkat.
Rencana AwalPadahal, pada tahap awal pembentukan Danantara pada Oktober 2024, INA sempat masuk dalam daftar lembaga yang rencananya akan dikonsolidasikan ke Danantara. Selain INA, terdapat tujuh BUMN beraset jumbo yang sempat direncanakan masuk ke badan baru ini.
Advertisement
Danantara Indonesia Resmi Berdiri
Peluncuran Danantara Indonesia ditandai dengan pengesahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2025 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara.
Untuk memperkuat struktur organisasi, Presiden Prabowo juga menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2025 tentang Organisasi dan Tata Kelola Danantara, yang mengatur struktur kepemimpinan Danantara dengan menunjuk Rosan Roeslani sebagai CEO.
Selain itu, Prabowo mengesahkan Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana Danantara Indonesia, yang menetapkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas dan Muliaman Darmansyah Hadad sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas.
