Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah (kurs) melemah pada pembukaan perdagangan hari Selasa (25/2/2025). Rupiah melemah 14 poin atau 0,09 persen menjadi 16.292 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 16.278 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan pelemahan nilai tukar atau kurs rupiah dipengaruhi kebijakan tarif Amerika Serikat (AS) terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap berjalan sesuai rencana.
Advertisement
Baca Juga
"Perhatian pasar kembali tertuju pada kebijakan tarif Trump, yang mana dini hari tadi Trump menyatakan kenaikan tarif terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap berjalan sesuai rencana," ungkapnya dikutip dari Antara, Selasa (25/2/2025).
Advertisement
Presiden AS Donald Trump sempat menandatangani perintah eksekutif pada awal Februari untuk mengenakan tarif sebesar 25 persen terhadap impor dari Kanada dan Meksiko.
Kemudian, pemberlakuan tarif atas produk dari kedua negara tersebut di AS ditangguhkan selama 30 hari.
Setelah hampir sebulan, Trump tetap bersikukuh dengan rencana untuk memberlakukan tarif terhadap Kanada dan Meksiko.
Di sisi lain, faktor lain pelemahan rupiah adalah isyarat dari Petinggi Bank Sentral AS Austan Goolsbee terkait kebijakan Trump bisa menaikkan inflasi dan akan memicu Federal Reserve (The Fed) untuk tetap menahan suku bunga acuan. Hal ini memberikan sentimen positif untuk dolar AS.
Indeks dolar AS pagi ini juga berada di kisaran 106,75 atau lebih tinggi dari pagi sebelumnya yang di kisaran 106,26.
"Peluang pelemahan rupiah ke arah 16.280-16.300, dengan potensi support di sekitar Rp16.230," kata Aris.
Peluncuran Danantara Bawa Angin Segar bagi Rupiah
Rupiah berhasil ditutup menguat 0,18% di level 16.275 per USD pada sore hari ini (24/2/2025), dilansir dari Refinitiv. Momentum ini terjadi usai BP Investasi Danantara diluncurkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 14:56 WIB turun 0,17% di angka 106,44. Rupiah akhirnya berhasil menguat mengikuti mayoritas mata uang Asia yang sudah lebih dulu reli sejak pagi tadi.
Kepala Ekonom Juwai IQI Shan Saeed yang berbasis pusat di Malaysia memberikan pandangannya terkait pembentukan Danantara. Menurutnya, kehadiran Danantara mengirimkan sinyal positif kepada investor di dalam dan luar negeri
“Segala sesuatu yang didukung oleh pemerintah akan memberikan suntikan likuiditas dan mengirimkan sinyal positif kepada investor bahwa pemerintah berkomitmen pada reformasi ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan negara,” ujar Saeed dalam wawancara dengan media, Senin (24/2).
"Indonesia berada di jalur untuk menjadi salah satu ekonomi terbesar di dunia dalam 3–5 tahun ke depan," lanjutnya.
Selain itu, Saeed menilai Danantara akan dapat menambah penciptaan lapangan kerja serta meningkatkan produktivitas dan efisiensi tenaga kerja pada tingkat makro Indonesia.
“Pemerintah tampak sangat berkomitmen untuk mengubah prospek ekonomi negara guna meningkatkan standar hidup masyarakat,” kata dia.
Advertisement
Diaudit
Saat meresmikan Danantara, Prabowo menegaskan BP Investasi Danantara harus dapat diaudit setiap saat oleh siapa pun.
Prabowo mengatakan bahwa Danantara harus dikelola dengan sebaik-baiknya dan dengan sangat hati-hati, serta transparan. Sebab, Danantara didirikan untuk generasi penerus Indonesia.
"Danantara Indonesia adalah untuk anak dan cucu kita. Danantara Indonesia untuk itu harus dikelola sebaik-baiknya dengan sangat hati-hati, dengan sangat transparan, dengan saling mengawasi," kata Prabowo.
"Harus bisa diaudit setiap saat oleh siapa pun, karena ini sekali lagi adalah milik anak dan cucu kita, milik generasi penerus bangsa Indonesia," tegasnya.
