Indonesia Airlines Siap Mengudara, Siapa Pemiliknya?

Maskapai yang baru berdiri ini merupakan inisiatif Calypte Holding asal Singapura, meskipun kabarnya dimiliki oleh seorang pengusaha Indonesia yang beroperasi dari sana.

oleh Tim Bisnis Diperbarui 10 Mar 2025, 12:33 WIB
Diterbitkan 10 Mar 2025, 09:09 WIB
Indonesia Airlines Siap Mengudara, Siapa Pemiliknya?
Gambar pesawat. (Kredit gambar: wirestock di Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan segera menyambut kehadiran maskapai baru bernama PT Indonesia Airlines Group (INA) atau Indonesia Airlines.

Meskipun memiliki nama Indonesia, pusat operasional maskapai ini terletak di Singapura. Perusahaan ini didirikan oleh Calypte Holding yang berasal dari Singapura. Namun, pemiliknya dikabarkan adalah seorang pengusaha asal Indonesia bernama Iskandar yang menjalankan bisnisnya dari Singapura. Demikian seperti dikutip dari Kanal Lifestyle Liputan6.com, Senin (10/3/2025).

Sampai saat ini, belum ada pernyataan atau informasi resmi yang dikeluarkan oleh maskapai tersebut, tetapi berita ini sudah menyebar luas, termasuk di platform media sosial.

Menurut laporan dari Newsroom Aviator pada Sabtu, 8 Maret 2025, serta beberapa sumber lain seperti akun Instagram @ssesia.news dan @sscbatam pada Minggu, 9 Maret 2025, maskapai ini direncanakan akan fokus pada penerbangan internasional dengan layanan yang setara dengan jet pribadi.

Informasi yang beredar menyebutkan maskapai ini telah resmi terdaftar di Indonesia dan akan beroperasi dari Bandara Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) yang terletak di Tangerang, Banten.

Maskapai dengan singkatan INA ini berencana untuk mengoperasikan 20 armada pesawat, termasuk tipe Airbus A321neo, A350-900, dan Boeing 787-9, demi memberikan pengalaman kenyamanan kelas dunia kepada para penumpangnya.

Dalam lima tahun pertama operasionalnya, maskapai ini memiliki rencana untuk terbang ke 40 destinasi internasional di 30 negara. Dengan demikian, mereka akan fokus pada penyediaan rute penerbangan internasional saja.

Untuk memastikan kualitas layanan yang optimal, INA telah merekrut tim profesional yang memiliki pengalaman bertahun-tahun dari maskapai ternama seperti Singapore Airlines, Emirates, dan British Airways. Mereka berkomitmen untuk menggabungkan kemewahan perjalanan jet pribadi dengan kenyamanan yang ditawarkan oleh penerbangan komersial.

INA berencana untuk menghadirkan layanan khusus yang menawarkan kenyamanan premium, perhatian yang dipersonalisasi, serta fasilitas kelas dunia yang sebelumnya hanya tersedia untuk penyewaan jet pribadi.

Namun, hingga saat ini, belum ada informasi yang jelas mengenai kapan maskapai ini akan memulai operasionalnya, destinasi mana saja yang akan dilayani, dan berapa harga tiket yang akan ditawarkan kepada calon penumpang.

 

Reporter: Henry

Sumber: Liputan6.com

Promosi 1

Kepemilikan Perusahaan Indonesia Airlines

Terminal 3 Bandara Soetta Siap Melayani Penerbangan Internasional
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia terlihat dari lounge keberangkatan Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, pada hari Senin (24/04). Terminal ini memiliki kapasitas untuk 25 juta penumpang setiap tahun.... Selengkapnya

Unggahan mengenai maskapai Indonesia Airlines ini menarik berbagai komentar dari pengguna media sosial di Indonesia. Banyak di antara mereka yang mempertanyakan siapa pemilik maskapai tersebut, sementara yang lain menunjukkan skeptisisme terhadap harga tiket pesawat yang dianggap masih tinggi.

"Indonesian Airlines punya Singapura??," tulis seorang pengguna.

"Yang punya Orang Aceh yang tinggal di Singapore," balas pengguna lainnya.

Selain itu, ada juga yang berharap agar maskapai ini dapat pindah ke Aceh atau salah satu pulau di Indonesia di masa depan, seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengguna, "Semoga bs pindah ke Aceh nnti kedepannya, atw disalah 1 pulau di indo."

Sebagian pengguna lain juga memberikan tanggapan yang beragam.

"Siap min. Jadi bikin aware dengan ownernya. Klo gini jadi ga tergoda. Setia sm Garuda," ungkap salah satu pengguna. Ada juga yang mempertanyakan keandalan maskapai ini, "Bener ga nih? Wah maskapai indo ada yg make a350, 787 sama a321 (selain TransNusa)," tanya warganet lain.

Sementara itu, seorang pengguna lain menyatakan keraguan, "Kok saya agak skeptis ya..... mengingat begitu banyak maskapai yang sudah ada pada struggling baik di ekonomi atau servicenya......."

Tepat setahun yang lalu, BBN Airlines Indonesia berhasil mendapatkan Sertifikat Operasi Udara (AOC) untuk penerbangan komersial penumpang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Pendapat ini menunjukkan ada harapan dan kekhawatiran di kalangan masyarakat terkait perkembangan maskapai ini. Penambahan sertifikat tersebut menandakan kesiapan maskapai untuk mengoperasikan pesawat udara secara komersial.

Selain itu, hal ini juga memperkuat komitmen perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia dalam menyediakan layanan penerbangan yang aman, handal, dan efisien. Dengan adanya sertifikat ini, diharapkan BBN Airlines dapat memberikan kontribusi positif bagi industri penerbangan di tanah air.

Kisah Maskapai Terbaru di Indonesia

Bandara Soekarno Hatta Jadi Bandara Tersibuk di Asia Tenggara, Bali dan Singapura Jadi Rute Favorit
Bandara Internasional Soekarno Hatta merupakan penghubung untuk dua rute penerbangan terpadat di dunia. Menurut informasi dari OAG Aviation Worldwide Limited, lembaga intelijen perjalanan yang berpusat di London, dua rute tersebut...... Selengkapnya

Dengan dikeluarkannya AOC, Kementerian Perhubungan telah mengonfirmasi BBN Airlines Indonesia memenuhi syarat dan standar regulasi yang diperlukan untuk memulai layanan penerbangan komersial penumpang, yang direncanakan akan mulai beroperasi pada Maret 2024.

"Dengan adanya AOC ini, Kemenhub telah menyatakan bahwa BBN Airlines Indonesia layak dan memenuhi standar regulasi untuk membuka layanan penerbangan komersial penumpang yang akan mulai beroperasi segera pada Maret 2024," ungkap Martynas Grigas, Chairman BBN Airlines Indonesia, dalam wawancara dengan kanal Bisnis Liputan6.com pada Jumat, 8 Maret 2024.

Martynas juga menambahkan bahwa BBN Airlines Indonesia berkomitmen untuk memberikan pengalaman perjalanan udara yang mengutamakan standar keamanan dan pelayanan yang tinggi.

"Nantinya, BBN Airlines Indonesia akan menghadirkan pengalaman perjalanan udara dengan standar keamanan dan pelayanan yang tinggi," ujarnya. Ia menjelaskan bahwa sertifikasi ini merupakan langkah awal bagi perusahaan untuk memenuhi tingginya permintaan penerbangan, terutama menjelang perayaan besar seperti Idul Fitri dan musim liburan di Indonesia.

Menurut Martynas, permintaan penerbangan tidak hanya datang dari dalam negeri, tetapi juga dari negara lain seperti India dan China.

"Selain permintaan penerbangan domestik yang cukup besar, permintaan penerbangan yang tinggi juga datang dari India dan China," tambahnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, BBN Airlines Indonesia telah merencanakan area operasional yang mencakup Asia dan Oceania, sehingga mampu melayani baik kebutuhan domestik maupun permintaan dari negara-negara tetangga di kawasan tersebut.

Perusahaan juga telah mempersiapkan tiga armada Boeing 737-800 untuk melayani permintaan penerbangan charter penumpang, serta tiga pesawat kargo yang terdiri dari Boeing 737-800 dan Boeing 737-400 untuk penerbangan domestik dan internasional. Dengan armada yang tersedia dan tingginya permintaan, BBN Airlines Indonesia menargetkan untuk mengoperasikan 40 pesawat pada tahun 2027. Namun, berita terbaru menunjukkan bahwa BBN Airlines telah menghentikan seluruh operasi penerbangannya di Indonesia mulai Maret 2025, setelah beroperasi selama kurang lebih enam bulan sejak September 2024.

BBN Airlines

BBN Airlines Indonesia
BBN Airlines Indonesia telah memperoleh Sertifikat Operasi Udara (AOC) untuk penerbangan komersial penumpang dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia. (Dok. BBN Airlines)... Selengkapnya

Penutupan yang terjadi bukan disebabkan oleh kebangkrutan, melainkan merupakan langkah strategis untuk beralih fokus ke penyewaan pesawat. Saat ini, BBN Airlines telah menjalin kemitraan dengan Sriwijaya Air sebagai klien pertama dalam bidang penyewaan pesawat tersebut.

Keputusan untuk mengubah fokus ini diambil setelah mempertimbangkan berbagai faktor yang menyebabkan kesulitan operasional di pasar penerbangan Indonesia. Salah satu alasan utama di balik penutupan ini adalah rendahnya tingkat keterisian penumpang yang signifikan.

Rute-rute yang dilayani oleh BBN Airlines, seperti Jakarta-Surabaya, Jakarta-Balikpapan, dan Jakarta-Denpasar, menunjukkan tingkat okupansi yang sangat rendah, bahkan di bawah 50 persen. Rute Jakarta-Surabaya terpaksa ditutup pada Januari 2025, hanya empat bulan setelah mulai beroperasi, karena tidak mencapai target okupansi yang ditetapkan.

Selain itu, rute Jakarta-Balikpapan juga ditutup lebih awal pada Oktober 2024. Mengutip dari merdeka.com, pada Sabtu, 8 Maret 2025, Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyatakan bahwa BBN Airlines mungkin belum sepenuhnya siap untuk beroperasi sebagai maskapai penerbangan komersial di Indonesia.

Dalam pernyataannya, ia menekankan, "Kesiapan operasional adalah kunci untuk bertahan di industri penerbangan yang sangat kompetitif ini." Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa BBN Airlines perlu melakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan kelangsungan operasionalnya di masa depan.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya