Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus menggenjot ekspor hasil kerajinan rotan dalam negeri. Dengan mendorong mendorong dan memfasilitasi pengrajin untuk menggelar pameran di luar negeri agar bisa dikenal pasar dunia.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gusmardi Bustami mengatakan saat ini masih banyak negara yang belum mengetahui produk furnitur berbahan baku rotan asal Indonesia.
Para konsumen asing tersebut lebih mengenal produk-produk furnitur berbahan baku kayu dibanding dengan produk dari rotan. Padahal rotan Indonesia memiliki keunggulan tersendiri seperti tahan lama, tahan hama dan juga ringan.
"Seperti India yang awalnya tidak tahun furnitur dari rotan, tetapi setelah kami lakukan pameran di sana, mereka sangat tertarik. Sehingga kita mau garap lebih serius lagi ke depan," ujar dia di Gedung Kemendag, Jumat (5/7/2013).
Menurut Gusmardi, saat ini produksi ekspor furnitur rotan sendiri masih kalah jauh bila dibandingkan dengan furnitur kayu, dengan perbandingan 30 berbanding 70.
Pada 4 bulan pertama tahun 2013 ini sendiri, untuk ekspor rotan Indonesia telah mencapai US$ 69,7 juta dan kedepannya akan ada kenaikan sekitar 2,8%.
Meskipun mengaku tidak memberikan intensif secara langsung kepada pada produsen furnitur ini, namun melalui pameran diharapkan dapat membantu para pengrajin tersebut untuk meningkatkan penjualan ke luar negeri.
"Insentif tidak ada, tetapi kita memfasilitasi mereka dengan membiayai pemeran, kita higher mereka, jadi mereka hanya cukup membawa barangnya saja," tandasnya. (Dny/Nur)
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Gusmardi Bustami mengatakan saat ini masih banyak negara yang belum mengetahui produk furnitur berbahan baku rotan asal Indonesia.
Para konsumen asing tersebut lebih mengenal produk-produk furnitur berbahan baku kayu dibanding dengan produk dari rotan. Padahal rotan Indonesia memiliki keunggulan tersendiri seperti tahan lama, tahan hama dan juga ringan.
"Seperti India yang awalnya tidak tahun furnitur dari rotan, tetapi setelah kami lakukan pameran di sana, mereka sangat tertarik. Sehingga kita mau garap lebih serius lagi ke depan," ujar dia di Gedung Kemendag, Jumat (5/7/2013).
Menurut Gusmardi, saat ini produksi ekspor furnitur rotan sendiri masih kalah jauh bila dibandingkan dengan furnitur kayu, dengan perbandingan 30 berbanding 70.
Pada 4 bulan pertama tahun 2013 ini sendiri, untuk ekspor rotan Indonesia telah mencapai US$ 69,7 juta dan kedepannya akan ada kenaikan sekitar 2,8%.
Meskipun mengaku tidak memberikan intensif secara langsung kepada pada produsen furnitur ini, namun melalui pameran diharapkan dapat membantu para pengrajin tersebut untuk meningkatkan penjualan ke luar negeri.
"Insentif tidak ada, tetapi kita memfasilitasi mereka dengan membiayai pemeran, kita higher mereka, jadi mereka hanya cukup membawa barangnya saja," tandasnya. (Dny/Nur)