Rupiah Anjlok, Pengusaha Terigu Tertolong Turunnya Harga Gandum

Pengusaha terigu nasional berharap pemerintah segera mengembalikan kestabilan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 10 ribu per dolar AS.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Agu 2013, 09:31 WIB
Diterbitkan 26 Agu 2013, 09:31 WIB
terigu-impor130628c.jpg
Pengusaha terigu nasional  berharap pemerintah segera mengembalikan kestabilan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 10 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Nilai tukar rupiah menjadi elemen penting karena hampir 100% bahan baku terigu berupa gandum diimpor dari negara lain yang dibeli memakai dolar.

"Kita harapkan rupiah di Rp 10 ribu, jika lewat dari itu sudah sulit untuk menjaga kestabilan, meski kami terbantu dengan turunnya harga gandum dunia jadi saat ini masih ada balance," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Industri Terigu Indonesia (Aptindo) Franciscus Welirang saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (26/8/2013).

Dia menuturkan saat ini pengusaha terigu nasional masih terus memantau kondisi fluktuasi nilai tukar rupiah. Nilai tukar rupiah terus anjlok hingga mencapai level Rp 11 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Franciscus atau yang akrab disapa franky ini mengakui akan ada satu titik di mana pengusaha bersiap melakukan penyesuaian harga terigu jika nilai tukar rupiah terus anjlok. Namun untuk saat ini pelemahan rupiah dinilai masih berjangka pendek.

Tanpa menyebutkan detail, dia mengungkapkan besaran kenaikan harga mengacu pada permintaan di pasar alias tergantung pada kondisi daya beli masyarakat dan kemampuan dari masing-masing produsen terigu.

Menurut dia, sebenarnya kondisi perekonomian nasioanl yang mulai turun sudah terlihat sejak akhir 2012. Sebagai tanda dari penurunan pasar alat berat. Meski ada kenaikan, namun pertumbuhan ekonomi nasional tak sesuai harapan.

Kondisi serupa berlaku pada industri terigu nasional. Konsumsi terigu sampai semester I 2013 hanya tumbuh 3% dibandingkan periode yang sama di 2012. Franky pun mengaku sulit memprediksi besaran pertumbuhan konsumsi terigu nasional sampai akhir tahun dengan kondisi yang ada.

Dia berharap pemerintah segera mengambil langkah untuk mengantisipasi pelemahan rupiah dengan cepat. Dia mengingatkan jika pemerintah lamban maka respon pasar pun akan lebih lama."Sebelum ini saja memakan waktu 6 bulan untuk mengembalikan kepercayaan pasar," tandas dia. (Nur)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya