Rupiah `Keok` Terus, Harga Makanan Ringan Bakal Naik

Merosotnya rupiah menyebabkan naiknya biaya produksi makanan ringan. Jika ini terus terjadi, harga makanan ringan bakal ikut naik.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 30 Agu 2013, 14:18 WIB
Diterbitkan 30 Agu 2013, 14:18 WIB
makanan-ringan-130830-b.jpg
Merosotnya rupiah sejak pekan lalu mengakibatkan peningkatan biaya produksi makanan ringan. Pasalnya, bahan baku makanan ringan seperti tepung dan gandum adalah produk impor dari sejumlah negara.

"Pengaruh bahan baku naik, secara langsung kita kena. Tapi kita sudah stok, bahan impor," kata  Direktur Utama  PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) Joko Mokiginta usai menghadri Rapat Umum Pemengang Saham (RUPS), Jumat (30/8/2013).

Joko menyebutkan besaran kenaikan biaya produksi tersebut beragam untuk masing-masing produk. Meski harga naik, namun Joko memastikan perseroan belum akan menaikkan harga jual.

"ADa yang naik 5%, 10% sampai 15%. Efeknya masing-masing produk berbeda, tapi kami tidak menaikkan harga," ungkap dia.

Joko berharap kondisi ini tidak berlangsung lama, karena pemerintah telah menerbitkan sejumlah kebijakan guna menguatkan rupiah terhadap dolar AS. Tapi jika kondisi ini berlangsung lama, perseroan terpaksa menaikkan harga untuk menghindari kerugian.

"Kita akan naikan harga, kalau kondisnya terus begini formulasi dihitung. Ini faktornya banyak kita lihat saja, saya lihat pemerintah, semoga tidak parah," pungkasnya. (Pew/Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya