Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali anjlok pada sesi pertama perdagangan Jumat (28/2/2025). Seluruh sektor saham tertekan.
Mengutip data RTI, IHSG ditutup anlok 2,86 persen ke posisi 6.300,14 pada sesi pertama perdagangan saham Jumat pekan ini. Indeks LQ45 terpangaks 3,67 persen ke posisi 704,53. Seluruh indeks saham acuan memerah.
Advertisement
Baca Juga
Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.485,44 dan level terendah 6.292,31. Sebanyak 541 saham memerah sehingga bebani IHSG. 79 saham menguat dan 158 saham diam di tempat.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 690.178 kali dengan volume perdagangan 9,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,4 triliun.
Seluruh sektor saham memerah. Sektor saham basic susut 4,13 persen dan catat penurunan terbesar. Sektor saham energi terpangkas 2,38 persen, sektor saham industri melemah 2,97 persen, sektor saham consumer nonsiklikal susut 2,32 persen.
Kemudian sektor saham consumer siklikal terpangkas 2,33 persen, sektor saham kesehatan terpangkas 1,7 persen, sektor saham teknologi terperosok 2,21 persen, sektor saham infrastruktur susut 2,76 persen dan sektor saham transportasi merosot 2,72 persen.
Pada sesi pertama, saham UNTR merosot 5,76 persen ke posisi Rp 22.075 per saham. Harga saham UNTR dibuka turun 400 poin ke posisi Rp 23.025 per saham. Saham UNTR berada di level tertinggi Rp 23.100 dan level terendah Rp 22.025 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.690 kali dengan volume perdagangan 42.077 saham. Nilai transaksi Rp 94,2 miliar.
Saham PTSN tersungkur 8,59 persen ke posisi Rp 234 per saham. Harga saham PTSN dibuka naik 14 poin ke posisi Rp 270 per saham. Saham PTSN berada di level tertinggi Rp 280 dan terendah Rp 226 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.958 kali dengan volume perdagangan 171.777 saham. Nilai transaksi Rp 4,3 miliar.
Saham CTRA susut 3,64 persen ke posisi Rp 795 per saham. Harga saham CTRA dibuka turun 10 poin ke posisi Rp 815 per saham. Harga saham CTRA berada di level tertinggi Rp 820 dan level terendah Rp 790 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.790 kali dengan volume perdagangan 305.097 saham. Nilai transaksi Rp 24,6 miliar.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham LIVE melonjak 25 persen
- Saham HITS melonjak 24,66 persen
- Saham INAI melonjak 18,90 persen
- Saham MSIN melonjak 12,67 persen
- Saham SOUL melonjak 10 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham LION terpangkas 20 persen
- Saham RONY terpangkas 19,88 persen
- Saham JAWA terpangkas 17,69 persen
- Saham FORU terpangkas 16,82 persen
- Saham OBAT terpangkas 16,82 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBRI senilai Rp 1,9 triliun
- Saham BMRI senilai Rp 915,4 miliar
- Saham BBCA senilai Rp 862 miliar
- Saham BBNI senilai Rp 259,7 miliar
- Saham PTRO senilai Rp 157,1 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham BBRI tercatat 88.451 kali
- Saham BBCA tercatat 26.296 kali
- Saham BMRI tercatat 19.576 kali
- Saham BBNI tercatat 15.316 kali
- Saham GOTO tercatat 14.660 kali
Advertisement
Kata Analis
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pelemahan IHSG ini diperkirakan imbas dari pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang saat ini sudah mencapai 16.565.
"Di sisi lain pelemahan IHSG ini juga diakibatkan melemahnya emiten-emiten perbankan bigcaps, di mana kinerja BBRI pada Jan25 kurang baik tercatat net profit bank only melemah 58% YoY,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, dari sisi global, kekhawatiran investor kembali meningkat setelah AS berencana menerapkan tarif impor untuk Kanada, Meksiko dan China. Seiring sentimen itu, Herditya mengingatkan untuk mencermati perkembangan ekonomi makro.
"Investor dapat cenderung selektif dalam pemilihan saham dan mencermati perkembangan secara makro,” kata dia.
