Pemerintah tengah merancang startegi untuk kembali menghidupkan mobil nasional. Rencananya, kemenperian perindustrian (Kemenperin) bakal membeli produk-produk kendaraan dalam negeri untuk kemudian didistribusikan ke sejumlah pemerintah daerah di Indonesia.
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kemenperin, Soerjono mengaku telah menganggarkan dana untuk pembelian produk-produk hasil lokal tersebut. Langkah ini diharapkan bisa membantu memajukan industri otomotif lokal.
"Saya buat anggaran saya mau beli itu tahun ini saya kemudian serahkan ke Pemda, tujuannya bangun image saja, tanpa menggunakan merek global," ujar Soerjono dalam Diskusi Mengenai 'Program Low Cost and Green Car, Dampak dan Solusinya' di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Perhubungan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Indonesia selama ini diketahui telah membuat produk mobil nasional seperti Tawon, Viar, dan Esemka. Sayangnya, produk-produk tersebut hilang dari peredaran karena tidak adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama kalangan perbankan.Â
"Saya membina itu sudah lebih dari 6 tahun dan saya kesulitan menjualnya. Bank itu nggak mau membiayai," ungkapnya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Soerjono mengimbau pemerintah untuk melibatkan kalangan perbankan dalam menentukan kebijakan membangun industri lokal.
Indonesia bahkan pernah memiliki industri pelayanan keuangan yang khusus memfasilitasi industri lokal tanpa harus memperhitungkan masalah untung dan ruginya.
"Bank kita kan Tbk semua, Tbk itu tidak boleh membiayai yang merugikan. Ya kegiatan keindustrian itu ya seperti itu, perbankan masih menjadi hambatan pengembangan industri selama ini," tutup Soerjono. (Yas/Shd)
Direktur Industri Alat Transportasi Darat Kemenperin, Soerjono mengaku telah menganggarkan dana untuk pembelian produk-produk hasil lokal tersebut. Langkah ini diharapkan bisa membantu memajukan industri otomotif lokal.
"Saya buat anggaran saya mau beli itu tahun ini saya kemudian serahkan ke Pemda, tujuannya bangun image saja, tanpa menggunakan merek global," ujar Soerjono dalam Diskusi Mengenai 'Program Low Cost and Green Car, Dampak dan Solusinya' di kantor Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Perhubungan, Jakarta, Selasa (22/10/2013).
Indonesia selama ini diketahui telah membuat produk mobil nasional seperti Tawon, Viar, dan Esemka. Sayangnya, produk-produk tersebut hilang dari peredaran karena tidak adanya dukungan dari berbagai pihak, terutama kalangan perbankan.Â
"Saya membina itu sudah lebih dari 6 tahun dan saya kesulitan menjualnya. Bank itu nggak mau membiayai," ungkapnya.
Berkaca dari pengalaman tersebut, Soerjono mengimbau pemerintah untuk melibatkan kalangan perbankan dalam menentukan kebijakan membangun industri lokal.
Indonesia bahkan pernah memiliki industri pelayanan keuangan yang khusus memfasilitasi industri lokal tanpa harus memperhitungkan masalah untung dan ruginya.
"Bank kita kan Tbk semua, Tbk itu tidak boleh membiayai yang merugikan. Ya kegiatan keindustrian itu ya seperti itu, perbankan masih menjadi hambatan pengembangan industri selama ini," tutup Soerjono. (Yas/Shd)