Perusahaan Petrokimia Jepang Ekspansi Pabrik Rp 3,6 Triliun

PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI), perusahaan petrokomia asal Jepang, melakukan ekspansi pabrik senilai US$ 332 juta.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Okt 2013, 19:05 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 19:05 WIB
menperin-eselon130726b.jpg
PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI), perusahaan petrokomia asal Jepang, melakukan ekspansi pabrik senilai US$ 332 juta atau sekitar Rp 3,6 triliun.

Perluasan pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten ini bertujuan memperkuat struktur industri petrokimia di Indonesia.

Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat mengatakan perluasan pabrik ini akan memperkuat industri petrokimia nasional. Selain itu membawa dampak positif pada pengembangan perekonomian nasional melalui perolehan devisa maupun penyerapan tenaga kerja.

"PT Nippon Shokubai Indonesia meningkatkan kinerja dalam menghadapi dinamika pasar di masa mendatang serta upaya-upaya untuk mengoptimalkan perolehan nilai tambah melalui pemanfaatan ethylene yang mampu diproduksi didalam negeri," ujar dia di Cilegon, Banten, Rabu (23/10/2013).

Perluasan pabrik tersebut terdiri atas unit produksi Acrylic Acid dengan tambahan kapasitas 80 ribu ton. Nantinya total kapasitas pabrik naik menjadi 140 ribu ton. 

Tambahan produksi juga untuk produk superabsorbent polymer yang merupakan produk turunan acrylic acid (hilirisasi) dengan kapasitas 90 ton.

Langkah ekspansi ini menempatkan PT SNI sebagai salah satu produsen terbesar di Asia Tenggara untuk produk acrylic acid dan turunannya.

Selain itu, proyek perluasan ini bertujuan untuk mengoptimalkan perolehan nilai tambah melalui pemanfaatan bahan baku ethylene dari PT Chandra Asri Petrochemical dan soda kaustik dari PT Asahimas Chemical.

Dengan selesainya proyek perluasan ini, maka akan memperkuat rantai pasok (supply chain) dan menyerap tenaga kerja sebanyak 170 orang.

Tambahan investasi ini dikatakan menunjukkan iklim investasi di tanah air semakin lama semakin baik, yang juga ditunjang peningkatan pasar akibat meningkatnya daya beli masyarakat. (Dny/Nur)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya