Nasib Inalum Kini Ditangan Menkeu & Komisi XI DPR

Pemerintah menargetkan penandatanganan berakhirnya kerjasama Indonesia dan NAA pada Jumat, 25 Oktober 2013.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Okt 2013, 20:13 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2013, 20:13 WIB
chatib-basri-menkeu-130610c.jpg
Jika tak ada aral melintang, terhitung mulai pekan depan Indonesia akan menjadi penguasa penuh perusahaan alumunium PT Indonesia Asaham Alumunium (Inalum). Kepastian ini bisa diperoleh jika penandatangan berakhirnya kerjasama antara Indonesia dan Jepang (PT Nippon Asahan Aluminium/NAA) jadi terlaksana pada Jumat, 25 Oktober 2013.

Menteri Perindustrian MS Hidayat disela kunjungan peresmian perluasan pabrik PT PT Nippon Shokubai Indonesia (NSI) di Cilegon, Banten menyatakan, pemerintah saat ini tinggal menyelesaikan satu proses lagi untuk merealisasikan pengambilalihan Inalum.

"Masih ada satu proses lagi yang harus dilalui, yaitu menteri keuangan dan beberapa menteri akan melaporkan ke Komisi XI, kalau komisi VI kan sudah selesai tadi malam," ujarnya, Rabu (23/10/2013).

Hidayat memastikan direksi yang berasal dari Jepang akan digantikan warga negara Indonesia yang memiliki pengalaman dan prestasi yang baik. Posisi direksi yang akan diganti antara lain direktur utama, direktur keuangan dan satu direktur umum.

"Nanti itu keputusannya saat RUPS, tetapi kami menyiapkan nama-nama putra-putri Indonesia yang terbaik dan punya pengalaman, sebab jangan sampai ketika diambil alih kinerjanya menurun," ujarnya. (Dny/Shd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya