Ahok Cabut Subsidi BBM, Dewan Transportasi: Itu Bagus!

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menilai langkah ini akan sangat signifikan mengurangi besaran subsidi BBM nasiol

oleh Nurmayanti diperbarui 14 Des 2013, 13:09 WIB
Diterbitkan 14 Des 2013, 13:09 WIB
subsidi-bbm-wacana130712b.jpg
Rencana Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok menghapus subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) khusus di wilayah DKI Jakarta disambut baik Dewan Transportasi Kota Jakarta.

Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta Azas Tigor Nainggolan menilai langkah ini akan sangat signifikan mengurangi besaran subsidi BBM nasional.

"Selama ini 24% subsidi BBM diperuntukkan untuk Jakarta dan itu yang menikmati orang Jakarta," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (14/12/2013).

Bahkan Tigor mengaku rencana Ahok tersebut merupakan usulan yang telah lama diajukan Dewan Transportasi Kota Jakarta sejak 2010.

Hal ini, menurut dia, bertujuan mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi di Jakarta yang kini sudah sesak dan membuat kemacetan serta kesemerawutan di ibu kota ini. "Persoalannya apa bisa cuma Jakarta dan kami sangat mendukung," jelas dia.

Sebab itu dia berharap Pemda Jakarta memiliki satu sistem yang jelas untuk mengawasi pelaksanaan dari pencabutan BBM subsidi ini agar efektif. Misalkan dengan memasang alat tertentu pada kendaraan untuk mengontrol pemakaian BBM.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya menyatakan rencana menghapus subsidi BBM khusus di wilayah DKI Jakarta.

Karena menjadi kewenangan pemerintah pusat, Pemprov DKI akan segera mengajukan rencana tersebut ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, penghapusan subsidi BBM tersebut bertujuan untuk menghemat pemakaian BBM. Selain itu, biaya subsidi tersebut dapat dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur.

"Penghematan itu kan untuk membantu pembangunan infrastruktur. Kami akan minta kepada menteri ESDM untuk stop (subsidi BBM) saja," ujar Ahok.

Selain itu, Ahok mengatakan alasan lain rencana menghapus subsidi BBM adalah menekan pembelian mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) yang merupakan kebijakan pemerintah pusat. Terlebih selama beberapa bulan ini, angka penjualannya mobil murah terus meningkat di wilayah DKI Jakarta.

Mengapa mobil murah?. Ahok mengatakan, walau di seluruh SPBU terpasang anjuran bagi kendaraan roda empat untuk mengisi BBM non subsidi, nyatanya, mobil murah yang selama ini membanjir Jakarta justru lebih banyak yang mengggunakan BBM bersubsidi.

"Katanya mobil murah tidak boleh pakai bensin subsidi tetapi di lapangan mana. Mending kami buat aturan yang jelas saja, subsidi dihapus. Yang penting semua mesti cukup," kata Ahok.

Ia pun yakin, bila rencana tersebut dikabulkan oleh Kementerian ESDM, tidak akan mempengaruhi pendapatan pengusaha SPBU, terlebih jumlah kendaraan bermotor di Jakarta jumlahnya sangat banyak. "Kalau pengusaha SPBU tidak ada urusan. Kalau menurut saya mereka yang penting ada yang beli," ucap dia. (Nrm)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya