Pertumbuhan ekspor produk batubara Indonesia diharapkan bisa lebih baik pada tahun depan. Hal ini lantaran ada beberapa negara yang bisa menjadi incaran pengusaha batubara domestik untuk menjual produknya ke luar negeri.
Deputi Chairman Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Herman Kasih mengatakan, negara baru tujuan ekspor tersebut sebagian besar di Asia.
"Kita punya negara tujuan ekspor baru untuk tahun depan, seperti ada Vietnam, Srilanka, Kamboja dan Bangladesh. Kalau Filipina, Malaysia, Thailand itu sudah jadi langganan," ujarnya saat Diskusi Akhir Tahun Seputar Permasalahan Industri Tambang di Jakarta, Senin (30/12/2013).
Herman menjelaskan, saat ini ada 3 negara yang menjadi tujuan ekspor batubara terbesar Indonesia, antara lain Jepang, China dan India.
Untuk India, batubara Indonesia banyak digunakan sebagai campuran produksi batubara negara tersebut yang kualitasnya rendah.
"Kategori batubara India kalori rendah dan kualitas jelek, walau produksi mereka besar, tetapi perlu 200-250 juta ton untuk campur dengan batubaru yang jelek. Demand sekitar 600-650 juta ton per tahun. Dia (India) membeli batubara dari Afsel dan Indonesia," jelasnya.
Negara yang berpotensi meningkatkan permintaan baturabanya dari Indonesia yaitu China dan Jepang. Hal tersebut lantaran kedua negara ini pada tahun depan akan lebih banyak menggunakan batubara untuk pembangkit listriknya.
China melakukan impor batubara dari Indonesia sebanyak 100 hingga 200 juta ton per tahun. Sedangkan Jepang mencapai 60 juta ton per tahun. "Jepang punya potensi menambah menjadi 100 juta ton," tambah dia.
Dengan demikian, secara persentase, 80% produk batubara Indonesia diperuntukan untuk ekspor sedang sisanya baru digunakan didalam negeri.
"Antara produksi dan demand dalam negeri masih jomplang. Kebutuhan PLN hanya 70-80 juta ton, jadi 80% kita ekspor," tandas dia. (Dny/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
95% Perusahaan Tambang Terancam Gulung Tikar
Penerimaan Kementerian ESDM 2013 Meleset dari Target
RI Kembali Gagal Capai Target Produksi Minyak
Lelang Blok Migas Sepi Peminat, Ini Jawaban Dirjen Migas
Deputi Chairman Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Herman Kasih mengatakan, negara baru tujuan ekspor tersebut sebagian besar di Asia.
"Kita punya negara tujuan ekspor baru untuk tahun depan, seperti ada Vietnam, Srilanka, Kamboja dan Bangladesh. Kalau Filipina, Malaysia, Thailand itu sudah jadi langganan," ujarnya saat Diskusi Akhir Tahun Seputar Permasalahan Industri Tambang di Jakarta, Senin (30/12/2013).
Herman menjelaskan, saat ini ada 3 negara yang menjadi tujuan ekspor batubara terbesar Indonesia, antara lain Jepang, China dan India.
Untuk India, batubara Indonesia banyak digunakan sebagai campuran produksi batubara negara tersebut yang kualitasnya rendah.
"Kategori batubara India kalori rendah dan kualitas jelek, walau produksi mereka besar, tetapi perlu 200-250 juta ton untuk campur dengan batubaru yang jelek. Demand sekitar 600-650 juta ton per tahun. Dia (India) membeli batubara dari Afsel dan Indonesia," jelasnya.
Negara yang berpotensi meningkatkan permintaan baturabanya dari Indonesia yaitu China dan Jepang. Hal tersebut lantaran kedua negara ini pada tahun depan akan lebih banyak menggunakan batubara untuk pembangkit listriknya.
China melakukan impor batubara dari Indonesia sebanyak 100 hingga 200 juta ton per tahun. Sedangkan Jepang mencapai 60 juta ton per tahun. "Jepang punya potensi menambah menjadi 100 juta ton," tambah dia.
Dengan demikian, secara persentase, 80% produk batubara Indonesia diperuntukan untuk ekspor sedang sisanya baru digunakan didalam negeri.
"Antara produksi dan demand dalam negeri masih jomplang. Kebutuhan PLN hanya 70-80 juta ton, jadi 80% kita ekspor," tandas dia. (Dny/Nrm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Baca juga:
95% Perusahaan Tambang Terancam Gulung Tikar
Penerimaan Kementerian ESDM 2013 Meleset dari Target
RI Kembali Gagal Capai Target Produksi Minyak
Lelang Blok Migas Sepi Peminat, Ini Jawaban Dirjen Migas