Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas bumi (SKK Migas) menyatakan jatah gas untuk dalam negeri mengalami peningkatan di 2014.
Plt Kepala SKK Migas Johanes Wijonarko mengatakan, alokasi gas untuk dalam negeri naik setiap tahunnya. Pada 2012 jatah gas untuk dalam negeri mencapai 49,5% dari produksi, sementara 2013 52,15%, dan di 2014 di proyeksikan 54,2%.
"Jadi kalau kita lihat, profil distribusi gas, 2014 alokasi donemsitik meningkat," kata Widjonarko, dalam laporan akhir tahun kinerja SKK Migas sepanjang 2013, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (30/12/2013).
Widjonarko menambahkan, untuk proporsi pengguna, pada 2013 industri mencapai 10,5 TCF, sedangkan untuk kelistrikan 7,7 TCF, pupuk 3,9 TCF sehingga total 22,1 TCF
"Sedangkan proporsi kebutuhan domestik 44%, ada kebutuhan gas untuk korporasi sendiri yaitu lifting ini alaminya," tutur dia.
Untuk 2014 alokasi gas untuk domestik mencapai 22,8 TCF, terdiri dari 11 TCF untuk industri, 8 TCF untuk kelistrikan, dan 3,8 TCF untuk pupuk.
Namun menurut dia, peningkatan pasokan gas tersebut tidak disesuaikan dengan infrastruktur. Hal ini membuat penyerapan gas domestik tidak optimal.
"Ini suatu hal yang cukup menggembirakan, tapi keterbatasan infrastruktur karena industri hulu tidak bisa menyerap. Sebaiknya memang infrastruktur gas dapat tersedia dengan baik, sehingga hulu bisa menyediakan gas sesuai permintaanya," pungkas dia. (Pew/Nrm)
Plt Kepala SKK Migas Johanes Wijonarko mengatakan, alokasi gas untuk dalam negeri naik setiap tahunnya. Pada 2012 jatah gas untuk dalam negeri mencapai 49,5% dari produksi, sementara 2013 52,15%, dan di 2014 di proyeksikan 54,2%.
"Jadi kalau kita lihat, profil distribusi gas, 2014 alokasi donemsitik meningkat," kata Widjonarko, dalam laporan akhir tahun kinerja SKK Migas sepanjang 2013, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (30/12/2013).
Widjonarko menambahkan, untuk proporsi pengguna, pada 2013 industri mencapai 10,5 TCF, sedangkan untuk kelistrikan 7,7 TCF, pupuk 3,9 TCF sehingga total 22,1 TCF
"Sedangkan proporsi kebutuhan domestik 44%, ada kebutuhan gas untuk korporasi sendiri yaitu lifting ini alaminya," tutur dia.
Untuk 2014 alokasi gas untuk domestik mencapai 22,8 TCF, terdiri dari 11 TCF untuk industri, 8 TCF untuk kelistrikan, dan 3,8 TCF untuk pupuk.
Namun menurut dia, peningkatan pasokan gas tersebut tidak disesuaikan dengan infrastruktur. Hal ini membuat penyerapan gas domestik tidak optimal.
"Ini suatu hal yang cukup menggembirakan, tapi keterbatasan infrastruktur karena industri hulu tidak bisa menyerap. Sebaiknya memang infrastruktur gas dapat tersedia dengan baik, sehingga hulu bisa menyediakan gas sesuai permintaanya," pungkas dia. (Pew/Nrm)