Salip Arab Saudi, AS Jadi Produsen Minyak Terbesar Dunia

"Impor minyak AS diperkirakan turun hampir 75% antara tahun 2012 dan 2035," kata BP Group Chief Executive Bob Dudley.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 17 Jan 2014, 14:37 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2014, 14:37 WIB
lapangan-minyak-131019b.jpg
Perusahaan minyak dan gas (migas) asal Inggris BP, baru saja merilis BP Energy Outlook 2035. Dalam laporannya, BP  memperkirakan minyak menjadi bahan bakar utama dengan pertumbuhan terlambat hingga 2035.

Meski pertumbuhannya melambat, permintaann minyak masih akan tummbuh hampir 19 juta barel per hari (bph) pada 2035 dibanding 2012.

"Pertumbuhan permintaan dari China, India dan Timur Tengah bersama-sama akan mencapai hampir semua pertumbuhan permintaan bersih," kata BP Group Chief Executive Bob Dudley, dalam Outlook BP Energy 2035, seperti yang dikutip di Jakarta, Jumat (17/1/2013).

Dudley  menjelaskan, pertumbuhan pasokan minyak dan cairan lain (termasuk biofuel) untuk 2035 diproduksi oleh Amerika dan Timur Tengah. Lebih dari setengah dari pertumbuhan akan berasal dari sumber-sumber non negara pengekspor minyak (OPEC), dan meningkatnya produksi tight oil dari AS, pasir minyak Kanada, laut dalam Brasil dan biofuel akan cukup untuk mengimbangi penurunan lapangan minyak tua (mature) di tempat lain.

Peningkatan produksi dari sumber daya tight oil yang baru ini diharapkan dapat mendorong AS menyalip Arab Saudi untuk menjadi produsen minyak terbesar di dunia pada tahun 2014.

"Impor minyak AS diperkirakan turun hampir 75% antara tahun 2012 dan 2035," tuturnya.

Pangsa pasar minyak OPEC diperkirakan akan jatuh pada awal periode tersebut, merefleksikan semakin berkembangnya produksi non-OPEC selain juga perkembangan permintaan yang melamban akibat tingginya harga dan semakin efisiennya teknologi transportasi. Pangsa pasar OPEC diperkirakan akan kembali setelah 2020. (Pew/Ndw)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya