Hatta Belum Terima Draft Tim Pembangunan Kereta Shinkansen

Pemerintah masih menunggu pembentukan tim unit manajemen proyek baik dari Jepang dan Indonesia untuk proyek kereta Shinkansen.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 29 Jan 2014, 17:04 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2014, 17:04 WIB
hatta-rajasa-131119c.jpg
Meski masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study/FS), rencana pemerintah membangun kereta api super cepat Shinkansen juga tengah menunggu pembentukan tim unit manajemen proyek, baik dari Jepang maupun Indonesia.

Namun draft pembentukan tim ini belum dilaporkan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa untuk diberikan persetujuan.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi mengenai penyelesaian draft itu untuk memuluskan pembangunan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung, Hatta mengaku belum memperoleh draft tersebut.

"Oh proyek kereta api itu belum (diterima)," tutur dia singkat yang terburu-buru meninggalkan kantornya untuk menuju Kantor Wakil Presiden (Wapres), Rabu (29/1/2014).

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy Priyatna mengatakan, pihaknya akan segera menyerahkan draft unit manajemen proyek kepada Menko Perekonomian.

"Tinggal dikasih saja dan draftnya sudah dibahas di tim teknis. Proyeknya siapa yang akan handle, karena sekarang kan ada 24 orang dan ke depan ada 36 orang baik dari Jepang maupun Indonesia," ujar Dedy.

Lebih jauh Dedy mengakui, pihaknya akan menolak proyek pembangunan ini bila tim pelaksana didominasi oleh Jepang. "Saya tidak akan setuju kalau begini, harus ada konsultan Indonesia. Dan mereka lagi mencari konsultan dan profesor dari lokal," tutur Dedy.

Pemerintah, tambah dia, telah menetapkan Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infastruktur dan Pengembangan Daerah, Lucky Eko Wuryanto sebagai unit proyek dan Dedy menjadi wakilnya.

"Jadi harus ada working group untuk masalah teknis dan keuangan. Sama seperti Jembatan Selat Sunda juga ada kajian mengenai masalah lingkungannya. Ini proyek besar jadi harus ada konsultan yang menyangkut masalah teknis dan lainnya," kata Dedy.

Sekadar informasi, konsultan Jepang yang dipercaya menggarap studi kelayakan kereta api Shinkansen Jakarta-Bandung terdiri dari Japan International Consultant for Transportation, Yachiyo Engineering Co. Ltd, Oriental Consultant, Mitsubishi Research Institute dan Nippon Koei Co. Ltd. Biaya FS akan berasal dari dana hibah pemerintah Jepang senilai US$ 15 juta atau sekitar Rp 150 miliar. (Fik/Ahm)


Baca juga:

Kereta Supercepat Shinkansen Juga Layani Rute Jakarta-Surabaya

3 Alasan RI Bangun Kereta Super Cepat Shinkansen Jakarta-Bandung

Tarif Kereta Shinkansen Jakarta-Bandung Diusulkan Rp 200 Ribu



POPULER

Berita Terkini Selengkapnya