Grup Bakrie `Preteli` Aset Kekayaan, Pengamat : Itu Wajar

Beban utang yang menumpuk memaksa Grup Bakrie menjual satu per satu aset bisnisnya, terutama di beberapa sektor.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 13 Feb 2014, 09:43 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2014, 09:43 WIB
saham-bakrieland130311b.jpg
Beban utang yang menumpuk memaksa Grup Bakrie menjual satu per satu aset bisnisnya, terutama di beberapa sektor. Upaya ini dilakukan demi menutupi utang jangka pendek perseroan.

Sebagai contoh, Grup Bakrie memutuskan akan 'bercerai' dari Bumi Plc, namun realisasinya harus molor mengingat perusahaan keluarga Bakrie harus menyiapkan dana sebesar US$ 278 juta untuk membeli kembali saham (buyback) PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi Plc.

Di samping itu, gurita bisnis Grup Bakrie semakin menyusut karena anak usaha PT Bakrieland Development Tbk, yakni PT Bakrie Swasakti Utama (BSU) menjual lahan seluas tiga hektare (ha) di kawasan Rasuna Epicentrum, Kuningan, Jakarta kepada PT Bumi Serpong Damai (BSDE).

Perusahaan properti yang masuk grup Sinarmas ini mengakuisisi Epicentrum Walk di kawasan Kuningan senilai Rp 297 miliar. BSU adalah pengelola kawasan central business district (CBD) Kuningan atau Rasuna Epicentrum.

Selain itu, konsensi jalan tol milik anak usaha Grup Bakrie, PT Bakrieland Develompent Tbk (ELTY) dilepas ke MNC Grup.

Sang pemimpin, Hary Tanoesoedibjo juga membeli 19,90% saham PT Bali Nirwana Resort dari Sugilite Company Tbk dan PT Bakrie Nirwana Semesta pada tahun lalu.

Menyoroti kondisi demikian, Pengamat Ekonomi Aviliani menilai, penjualan aset ini masih dalam kategori wajar karena itu merupakan cara supaya perusahaan dapat memenuhi kewajiban utangnya.

"Wajar menjual aset untuk memenuhi utang, yang penting tidak default. Itu kan ada masalah dengan perusahaan lain, karena pakai cara restrukturisasi juga bisa. semua peluang mereka lihat," ungkapnya di Jakarta, seperti ditulis Kamis (13/2/2014).

Saat ini, menurut Aviliani, Grup Bakrie memang harus fokus pada bisnis intinya. Sebab sudah saatnya supaya perusahaan keluarga Bakrie memulai konsolidasinya.

"Seperti kejadian 1998, di mana perusahaan banyak yang ekspansi ke mana-mana tapi kini mulai konsolidasi. Nah saat ini mereka (Bakrie) harus kembali core business-nya supaya kepercayaan investor meningkat lagi," papar dia.

Aviliani optimistis, sisa saham yang dimiliki Grup Bakrie terutama di sektor properti bakal kembali diminati investor karena melihat adanya keyakinan bullish (naik) suatu saat nanti. "Investor kan juga menghitung, apalagi aset properti pasti akan menarik lagi ke depan," pungkas dia. (Fik/Nrm)

*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com



Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya