Pemerintah Diminta Selesaikan Carut-Marut Tata Niaga Gula

Pengusaha gula dalam negeri meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi agar bisa menyelesaikan permasalahan pada tata niaga gula.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Feb 2014, 10:41 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2014, 10:41 WIB
harga-gula-130917b.jpg
Pengusaha gula dalam negeri meminta Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi agar bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi pada tata niaga gula di Indonesia. Hal ini lantaran dinilai masih banyak terjadinya kekacauan pengaturan tata niaga gula yang berjalan selama ini.

"Kami berharap kepada Menteri Perdagangan yang baru, memperhatikan carut marut masalah pergulaan nasional yang terjadi setiap saat, mulai dari produksi, distribusi, logistik dan perdaganggan," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Gula Terigu Indonesia (APEGTI) Natsir Mansyur dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, seperti ditulis Selasa (18/2/2014).

Dia menilai, saat ini masih banyak persoalan gula yang belum terselesaikan, seperti soal impor raw sugar dari 3 perusahaan yang berbasis bahan baku tebu, namun diberikan izin impor sebesar 240 ribu ton. "Ini kacau, proses hukum tidak jalan," lanjutnya.

Kemudian juga soal audit investigasi selama 3 tahun terkait perembesan gula rafinasi ke pasar umum, yang menurut Natsir belum ada penanganan yang jelas serta belum ada sangsi, sehingga gula kristal putih untuk konsumsi produksi petani hancur.

Selain itu, persoalan harga gula konsumsi  di daerah perbatasan yang dinilai tinggi yang disebabkan tidak adanya pasokan dari Pulau Jawa, biaya distribusi yang tinggi sampai ke daerah perbatasan. Hal ini membuat harga gula di Pulau Jawa lebih terjangkau, namun di wilayah perbatasan malah semakin tinggi.

"Belum lagi soal perhitungan HPP (harga pokok penjualan) gula oleh Kementerian Perdagangan masih rendah, jadi keuntungan juga petani tipis," katanya.

APEGTI berharap agar kebijakan pergulaan nasional tidak sentralistik di Kementerian Perdagangan, tetapi harus ada desentralisasi dimana pengaturan kebutuhan gula untuk masyarakat diserahkan kepada daerah.

"Kalau diatur pusat, bermasalah terus. Carut marut masalah pergulaan nasional ini ibarat ritual tahunan yang terjadi setiap saat berulang ulang. Kita berharap masalah ini dapat dibenahi oleh Mendag yang baru," tandas Natsir. (Dny/Nrm)


*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya