Liputan6.com, Solo: Ayah fans PSCS korban penyerangan kelompok bercadar, Giman meminta agar polisi mengusut tuntas pelaku yang menyebabkan putranya Muhammad Ikhwan (19) tewas. Dia menceritakan, saat penyerangan di dalam bus, posisi anaknya duduk di dekat pintu.
Posisi inilah yang membuat pelaku penyerangan mudah menganiaya anaknya. Ikhwan memilih duduk di dekat pintu bus karena turun paling pertama yaitu di Yogyakarta. Sedangkan teman-teman lainnya akan turun di Cilacap. Diketahui, Ikhwan memang kos di Depok Sleman. Maka itu, dia pilih dekat pintu agar tidak mengganggu rekan-rekannya yang lain saat keluar.
"Kata temannya, anak saya duduk di kursi dekat pintu. Dia kan kos di Sleman jadi turun paling awal. Dia tak mau ganggu yang lain," ujar Giman di RS Sarjito Yogyakarta, Senin (13/10/2014).
Giman mengatakan jika nakanya mengalami lebam di wajah dan kepala. Ada pula bekas tusukan di ulu hati. Dia menceritakan kalau Ikhwan adalah anak yang penurut. Dijelaskannya, jika pemuda yang kuliah di UIN Sleman itu tak pernah berkelahi dengan siapapun.
Uniknya, Ikhwan juga ternyata bukan fans sepak bola karena hobinya adalah main bulu tangkis. Hanya, lanjut Giman, Ikhwan sesekali pernah menonton PSCS saat bertanding di Cilacap.
" Pernah sekali waktu saya ajak nonton PSCS bersama adik-adiknya. Setelah itu saya tidak tahu, tapi hobinya bulu tangkis," paparnya.
Usut Tuntas
Giman berharap kepada Pihak Kepolisian dapat mengusut tuntas pelaku penyerangan Bus Suporter PSCS hingga menyebabkan putranya meninggal dan beberapa lainya luka-luka."Harapan saya ini yang terakhir ya, jangan ada lagi. Polisi harus segera mengusut tuntas para pelakunya," katanya.
Diceritakan Giman, dirinya sempat melakukan kontak lewat sms dengan almarhum Ikhwan pada Kamis(08/10/2014) lalu.Saat itu, korban meminta untuk dikirimi uang. Lalu dirinya mendapat telepon dari seseorang dengan menggunakan nomer hp putranya.
Ia diberitahu jika anaknya mengalami kecelakaan dan dirawat di RS Sarjito saat itu. Usai mendapat nomor telepon itu dirinya langsung berangkat ke Yogyakarta untuk melihat kondisi putranya.
"Pas di rumah sakit Teman-temanya saya tanya kondisinya, mereka tidak jawab. Lalu terakhir saya diberitahu Ikhwan meninggal," ucapnya, sambil meneteskan air mata.
Advertisement
Tangkap 10 Pelaku
Polres Sleman sendiri sigap merespon kasus ini. Polisi punberhasil menangkap 10 orang yang diduga terlibat melakukan pengrusakan dan penyerangan bus rombongan suporter PSCS Cilacap pada Minggu (12/10/2014) malam.
Penyerangan ini membuat satu orang meninggal. Polres Sleman berhasil merilis sepuluh orang yang diduga kuat sebagai pelaku penyerangan dan berhasil diamankan polisi yakni TY,ID, NG, GS,EK,PJ,SP,IR,SJ dan GH.
Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin, mengungkapkan peristiwa pengerusakan terjadi pada Minggu (12/10/2014) sekitar pukul 20.00 Wib. Usai mendapat informasi dirinya langsung melakukan olah TKP. Usai olah TKP, polisi langsung mengejar dan langsung mengamankan 10 orang.
" Saat itu Bus suporter PSCS Cilacap dalam perjalanan pulang dari menyaksikan pertandingan di Solo. Ketika di Jalan Solo tepatnya depan lokasi parkir Bandara bus dirusak oleh sekelompok orang," Ucap Kapolres Sleman AKBP Ihsan Amin di Mapolres Sleman, Senin (13/10/2014)
Ihsan mengungkapkan 10 orang yang diamankan diduga kuat terlibat dalam aksi pengerusakan dan penyerangan bus. Ia menyebut jumlah 10 orang yang terlibat kasus ini masih bisa bertambah.
Polisi saat ini masih melihat motif dari penyerangan itu. Pihaknya masih akan mendalami apakah ada dendam antar suporter, atau permasalahan individu semata. Penyerangan itu mengakibatkan 7 orang mengalami luka ringan dan 1 orang meninggal dunia. Korban meninggal dibawa ke RS Sarjito untuk menjalani visum.
" Belum tahu, apakah meninggal karena jatuh dari bus. Kan dilempari. Atau meninggal karena hal lain, akan kita lihat berdasarkan hasil visum," katanya.