Liputan6.com, Jakarta - Gresik United menjadi pemuncak klasemen sementara Qatar National Bank (QNB) League 2015, setelah berhasil meraup poin penuh dari tiga laga perdananya. Kemenangan beruntun tersebut seluruhnya diraih usai mengalahkan tim-tim asal Kalimantan, yaitu Pusamania Borneo FC, Mitra Kukar dan Barito Putera.
Pencapaian semacam ini sudah sangat lama tidak dirasakan oleh Kebo Giras (julukan Gresik United), yang pernah menjadi tim papan atas sebelum era Indonesia Super League (ISL). Masalah finansial yang cukup parah bahkan membuatnya nyaris membubarkan diri. Hingga pada tahun 2005, Gresik United pun didirikan, sebagai penggabungan PS Petrokimia Putra Gresik dan Persegres Gresik.
Lahirnya Gresik United tidak lepas dari dukungan suporter demi menyelamatkan sepak bola Gresik. Wajar saja jika hasil sempurna Laskar Joko Samudro pada awal musim ini seperti melahirkan asa dan harapan publik sepak bola Gresik, untuk berani bermimpi kembali berjaya di kompetisi sepak bola tertinggi Indonesia.
Berikut analisa statistik Gresik United pada 3 laga perdana mereka di QNB League 2015:
Buka halaman selanjutnya untuk melihat analisa statistik Gresik United -->
Revolusi taktik
Revolusi taktik Liestiadi
Menghadapi QNB League 2015, Liestiadi ditunjuk menggantikan posisi Angel Alfredo Vera sebagai pelatih Gresik United. Selain memiliki lisensi A dari AFC, prestasi yang diraihnya pada musim lalu yang berhasil menyelamatkan Persiba Balikpapan dari degradasi hingga ke posisi lima pada akhir musim, menjadi pertimbangan utama manajemen Gresik United untuk merekrutnya, dengan harapan dapat memberikan perubahan dan membawa Kebo Giras kembali ke masa kejayaannya.
Sejak kedatangannya, Liestiadi telah banyak mengubah gaya bermain Kebo Giras. Musim ini, Gresik United bermain dengan transisi serangan balik cepat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata penguasaan bola per laga yang hanya sebesar 40%. Catatan tersebut merepresentasikan bahwa gaya bermain Laskar Joko Samudro tidak berorientasi pada penguasaan bola.
Tidak ada satupun pemain Gresik United yang menghasilkan umpan lebih dari 50 kali dalam sebuah laga. Bima Sakti menjadi pemain yang paling banyak melepaskan umpan, yaitu mencapai 36,67 kali per laga.
Advertisement
Serangan balik
Serangan balik cepat
Umpan-umpan langsung menjadi pilihan utama untuk memaksimalkan taktik serangan balik yang cepat. Namun, pendekatan umpan seperti itu tentunya memiliki tingkat akurasi yang rendah, apalagi jika diperagakan oleh pemain-pemain yang tidak memiliki kemampuan umpan yang cukup mumpuni. Hal ini terlihat dari catatan rata-rata akurasi umpan per laga milik Gresik United yang hanya mencapai 71%.
Riko Simanjuntak yang mengisi sektor sayap menjadi agen transisi utama Kebo Giras dalam memeragakan skema serangan balik. Dengan kecepatan dan determinasinya, ia berhasil membombardir barisan pertahanan lawan.
Riko Simanjuntak tercatat telah melakukan percobaan melewati lawan sebanyak 18 kali, dengan tingkat keberhasilan mencapai 61%.
Efektivitas permainan
Efektif menghasilkan peluang
Skema serangan balik ini membuat Gresik United lebih baik dalam menciptakan peluang. Sepanjang musim ini, Kebo Giras menghasilkan rata-rata tembakan per laga sebanyak 13 kali, dengan akurasi tembakan mencapai 49%.
Hanya saja, banyaknya peluang yang dihasilkan tidak sebanding dengan gol yang tercipta. Dari seluruh tembakan yang dilesakkan, hanya sebesar 15% yang berhasil dikonversikan menjadi enam gol.
Yusuf Efendi menjadi pemain yang paling banyak melepaskan tembakan, yaitu sebanyak 10 kali, yang berarti melepaskan setidaknya tiga tembakan per laga. Setengah dari total tembakannya berhasil mengenai sasaran, dengan 20% diantaranya berhasil dikonversikan menjadi gol.
Advertisement
Skema bertahan
Skema bertahan Gresik United
Selain itu, Gresik United dibawah asuhan Liestiadi bermain lebih agresif dengan pressing dan tempo yang tinggi. Kebo Giras mencatatkan rata-rata tekel per laga yang mencapai 48 kali.
Meskipun bermain dengan garis pertahanan yang relatif rendah, Gresik United melakukan pressing secara kolektif, dengan barisan serangan yang ikut turun memberikan kontribusi bertahan, sehingga jarang menciptakan ruang antar lini. Jarak antara barisan belakang dan barisan depan yang begitu rapat dan kompak membuat lawan kesulitan untuk menembusnya.
Hal ini terlihat dari Riko Simanjuntak yang merupakan seorang winger justru menjadi pemain yang paling banyak melakukan tekel, yaitu sebanyak 30 kali. Sedangkan Rendi Siregar menjadi pemain dengan jumlah tekel sukses terbanyak, yakni sebanyak 14 kali. Bahkan, Herman Dzumafo yang merupakan seorang penyerang pun tercatat telah melakukan enam kali tekel, dua kali intersepsi dan enam kali sapuan.
Dengan permainan seperti itu Gresik United tampaknya akan kembali menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di kancah persepakbolaan nasional. Tapi, dengan catatan mereka bisa konsisten menampilkan permainan terbaiknya di sisa musim