Kompetisi Usia Dini, Indra: Jangan Salah Kaprah

Pandangan itu dikemukakan Indra di hari terakhir coaching clinic AQUA Danone Nations Cup (AQUADNC)

oleh Risa Kosasih diperbarui 05 Mei 2015, 13:11 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2015, 13:11 WIB
Bali United Pusam
Indra Sjafri ketika memimpin latihan Bali United Pusam (antara)

Liputan6.com, Jakarta Mantan pelatih Tim Nasional U-19 Indra Sjafri menilai banyak pihak salah kaprah melihat kompetisi di level grassroot untuk menggenjot skill dan teknik pemain.

Padahal, menurut dia, kompetisi usia grassroot yakni U-12 hingga U-19 bukan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pemain, tetapi membuat mereka senang bermain sepakbola. Level grassroot terbagi tiga, yakni usia 6-12 tahun, 13-15 tahun, hingga 16-19 tahun.

Pandangan itu dikemukakan Indra di hari terakhir coaching clinic AQUA Danone Nations Cup (AQUADNC).

Sebanyak 16 pelatih dari tim pemenang di 13 regional datang ke Jakarta untuk bersiap memasuki putaran Final Nasional. Perhelatan itu digelar Juni mendatang. Karena itu, mereka mendapatkan pembekalan dari Indra Sjafri selama dua hari, 3-4 Mei kemarin.

"Walaupun hanya dua hari, kami duduk bersama menyamakan pola pikir apa yang dibutuhkan untuk anak-anak usia grassroot," ujar Indra.

Setiap tim idealnya, Indra melanjutkan, bermain lima kali dalam turnamen di level ini, bukan dengan sistem gugur. Jangan sekali-sekali membuat kompetisi untuk level grassroot dengan sistem gugur.

"Turneman untuk anak-anak tujuannya menumbuhkan gairah kompetisi, bukan untuk meningkatkan kualitas. Oleh karena itu peran pelatih jangan sampai salah, karena mereka dominan. Kami bukan menyiapkan tim juara, tapi menyiapkan individu-individu yang siap pakai di level senior," tutur pelatih Pusam Bali United itu

Dari 16 tim pemenang tersebut, yang terbaik bakal mewakili Indonesia di Final Dunia DNC 2015 di Maroko, Oktober mendatang. Selama 13 tahun, AQUADNC telah melahirkan bakat-bakat muda yang menembus klub-klub ISL dan tim nasional.

Jebolan kompetisi AQUADNC antara lain: Andik Vermansyah (eks Persebaya Surabaya), duo PSM Makassar Kurniawan Karman dan Rasyid Bakri, Zulfiandi, hingga Evan Dimas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya