Chelsea Gagal ke Eropa, Bencana Sepak Bola Dunia

Musim 2015/16, Chelsea hanya mampu finis di papan tengah klasemen. Guus Hiddink kecewa dengan pencapaian The Blues.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 11 Mei 2016, 03:00 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2016, 03:00 WIB
guus hiddink
Manajer Chelsea asal Belanda, Guus Hiddink. (AFP/Paul Ellis)

Liputan6.com, Jakarta Guus Hiddink menilai kegagalan Chelsea berkompetisi di level Eropa menjadi bencana besar bagi sepak bola dunia. Menurut pelatih asal Belanda tersebut, habibat Chelsea di benua biru dan papan atas klasemen Liga Inggris.

Musim 2015/16 tidak berjalan mulus bagi tim asal London ini. Berstatus sebagai juara bertahan, Chelsea kedodoran. Bahkan, mereka sempat terdampar di papan bawah klasemen. Langkah cepat langsung diambil manajemen tim mengganti Jose Mourinho dengan Hiddink di awal 2016. Pelan tapi pasti, prestasi Chelsea mulai merangkak naik dan berhasil menjauhi zona degradasi. 

Baca Juga

  • Casillas Cemburu Lihat Perpisahan Arbeloa dan Madrid
  • Sebelum Cabut SK Pembekuan PSSI, Menpora: Tunggu Respons FIFA
  • Juara La Liga, Begini Rencana Selebrasi Barcelona

Sayang, musim ini Chelsea dipastikan terlempar dari persaingan di kancah Eropa. Chelsea kemungkinan besar finis di peringkat 9 klasemen Liga Inggris. 

"Ketika saya berbicara tentang kata-kata seperti bencana, mungkin ada kata yang lebih besar di dunia, tetapi di dunia sepak bola Anda mungkin menyebutnya bencana sepak bola," kata Hiddink dalam jumpa pers sebagaimana dilansir dari Soccerway.

Mantan pelatih Timnas Korea Selatan ini menilai, Chelsea tidak pantas berada di jajaran tim medioker. Lebih dari itu, Chelsea selalu berjuang untuk posisi runner-up. "Dalam hal itu, dalam dunia sepak bola yang sempit, Chelsea harus berada di dalamnya."

Kecewa di Luar Zona Eropa

Chelsea sendiri belum memastikan masa depan Hiddink musim depan. Meski demikian, Hiddink mengutarakan kekecewaanya gagal mendongkrak prestasi Chelsea mengakhiri musim di zona Eropa. "Tentu saja, (saya kecewa tidak lolos ke Eropa). Pekerjaan pertama saya adalah untuk mengantarkan mereka sesegera mungkin keluar dari zona degradasi dengan tidak ada target lebih jauh," tambahnya.

"Anda tidak pernah tahu di liga Inggris apa yang bisa terjadi. Tidak ada satu yang memprediksi dari awal Leicester bakal menjadi juara."

Terlepas dari rasa kecewa itu, Hiddink mengaku bisa bernapas lega Chelsea tidak perlu berkutat di zona degradasi. "Saya telah menyelesaikan kewajiban pertama. Kami melakukannya dengan relatif cepat dalam beberapa bulan terakhir. Saya berharap, kami bisa ke final Piala FA dan bertahan di Liga Champions. Tapi itu tidak terjadi."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya