Carvalho, Si Benteng Portugal Warisan Final Euro 2004

Selain Carvalho, megabintang Portugal dan Real Madrid, Cristiano Ronaldo menjadi pemain warisan skuat Portugal 2004.

oleh Rejdo Prahananda diperbarui 10 Jul 2016, 09:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2016, 09:30 WIB
Ricardo Carvalho di laga melawan Austria
Ricardo Carvalho di laga melawan Austria

Liputan6.com, Paris - Ricardo Carvalho menjadi segelintir nama pemain veteran Portugal di Piala Eropa 2016. Carvalho ikut mengantarkan Portugal menjadi finalis Piala Eropa tahun ini. Ini menjadi final Piala Eropa kedua bagi sang pemain setelah tampil di partai puncak Euro 2004 Portugal.

Dua nama pemain masih tersisa dari skuat Portugal yang tampil partai pamungkas Piala Eropa 12 tahun lalu. Selain Carvalho, megabintang Portugal dan Real Madrid, Cristiano Ronaldo menjadi pemain warisan skuat Portugal 2004. Ketika itu, Ronaldo masih sangat belia, 18 tahun.

Tuan rumah Prancis menjadi rintangan terakhir Seleccao Das Quinas guna menyandang status Raja baru Eropa 2016. Duel penentuan berlangsung di Stade de France, Minggu, (10/7/2016) atau Senin dinihari WIB. 'Brasil dari Eropa' ini sempat menembus final pada Piala Eropa 2004. Namun mereka tumbang dari Yunani dengan skor tipis 0-1. 

Bek veteran 38 tahun ini mendapat kesempatan dari sang pelatih, Fernando Santos  kendati telah memutuskan pensiun pada 2011 dari tim nasional. Mantan pemain Chelsea ini mendapat tugas menjadi motivator untuk tim selain mengawal barisan pertahanan.

Pengalaman di level internasional maupun klub membuat eks-Real Madrid ini menjadi andalan Santos untuk membangkitkan rasa percaya diri dalam skuat.

Ricardo Carvalho

Pemain yang besar bersama Jose Mourinho ini sempat menepi di Piala Eropa 2012 bersama Jose Bosingwa. Portugal ketika itu ditangani pelatih Paulo Bento. Bek berambut ikal ini sempat membuat masalah, kabur dari kamp latihan Portugal pada 2011. Tindakan indispliner tersebut membuat Paulo Bento mantap mencoret Carvalho dari skuat Piala Eropa empat tahun lalu.

Mengenai kasus ini, Carvalho memberikan klarifikasi. Sang pemain menuding Paulo Bento menjual kuota pemain di timnas. "Karena kabur itu tindakan pengecut, saya menyebut Bento seorang makelar. Dia melakukan jual-beli posisi di timnas," ketus Carvalho sebagaimana dilansir dari RTP beberapa waktu lalu.

Pada perhelatan Piala Eropa 2016, Santos memberikan kepercayaan lebih kepada Carvalho. Keputusan cukup mengejutkan. Terutama melihat usia Carvalho yang menjelang 40 tahun. Dia bermain di tiga pertandingan seluruh babak penyisihan grup. Namun mulai dari babak 16 besar melawan Kroasia hingga semifinal melawan Wales, Santos memarkir Carvalho.

Merasa Nyaman

Carvalho mengaku nyaman dengan skuat Portugal sekarang. Kombinasi senior-junior membuat Portugal lebih kuat. Regenerasi yang berjalan mulus membuat Portugal bisa menuntaskan misi menjadi kampiun Eropa setelah lima kali menembus semifinal sepanjang sejarah Piala Eropa.

Ricardo Carvalho

Walau terhitung pemain veteran, Carvalho bermain cukup intensif selama musim 2016 bersama tim asal Prancis, AS Monaco.  Squawka mencatat, Carvalho bermain dalam 47 laga dengan total durasi  3.249 menit. Rata-rata per laga Carvalho melakukan 2,7 kali intersep dan clearance 4,2 kali. Persentase sukses umpan per laga oleh Carvalho juga mencapai 85,3 persen.

Bermain di level timnas selalu menjadi harapan Carvalho. Namun dia sadar, tidak bisa menghindar dari usia yang terus menua. "Dengan usia saya sekarang, saya tak bisa memastikan hingga usia berapakah saya akan bermain sepak bola. Yang saya lihat adalah sejauh mana kami akan tampil di Euro 2016 ini," tutur Carvalho.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya