Berkat Fidel Castro, Maradona Sembuh dari Kecanduan Narkoba

Selama empat tahun Maradona tinggal di Havana untuk menyembuhkan ketergantungannya pada narkoba.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 27 Nov 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2016, 18:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Diego Maradona merupakan salah satu pesepak bola terhebat di dunia. Berkat asiknya, pemain yang dikenal dengan gol tangan Tuhan ini membawa Timnas Argentina juara Piala Dunia 1986.

Sayang, karier cemerlang Maradona ternoda dengan kebiasan buruknya mengonsumsi narkoba. Eks pemain Napoli dan Barcelona itu sempat diskorsing pada 1991 akibat gagal melewati tes doping.

Maradona mencoba menyembuhkan ketergantungannya pada narkoba. Namun, klinik-klinik di Argentina menutup pintu untuk membantu menyembuhkannya.

Di tengah rasa frustasi, datang bantuan dari Fidel Castro. Pemimpin Kuba tersebut mengajak Maradona bermukim di Havana selama empat tahun untuk menyembuhkan ketergantungannya pada narkoba.

Maradona dan Castro memiliki hubungan pertemanan. Maradona menganggap tokoh revolusionere itu tidak hanya teman dan idola, tapi juga sudah seperti ayah keduanya.

Sekadar informasi, Kuba dikenal sebagai negara yang tegas dalam menghukum pemilik narkoba. Mereka menyebar dokter dan relawan kemanusian bagi yang membutuhkan.

"Dia membuka pintu Kuba untuk saya ketika klinik-klinik di Argetina menutup pintunya karena tidak ingin kematian Maradona ada di tangan mereka," kata Maradona seperti dilansir Reuters, Minggu (27/11/2016).

Berbicara di Pagi Hari

Castro kerap memanggil Maradona saat hari masih pagi. Mereka berbicara tentang politik atau olahraga. Dia juga mendorong agar Maradona pulih sempurna.

"Dia bilang, saya bisa melakukannya dan saya telah melakukannya. Dan di sinilah saya sekarang, berbicara tentang dia," ujar Maradona.

"Itu memori terbaik yang saya miliki tentang dia."

Dan Sabtu (26/11/2016) kemarin, Castro tutup usia di umur 90 tahun. Maradona pun berduka. Dia mengatakan kematian Castro bagai pukulan Juan Martin del Potro (petenis Argentina) tepat mengenai dadanya.

"Saya menangis tak terkendali. Setelah ayah saya, itu adalah kesedihan terdalam yang saya tahu," ucap Maradona.

 

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya