Liputan6.com, Jakarta Rafael van der Vaart sempat menjalani petualangan selama dua tahun bersama Real Madrid. Kala itu, Madrid tertarik meminang Van der Vaart setelah sang pemain tampil mengesankan bersama Ajax Amsterdam dan Hamburg SV.
Sebelum gabung Real Madrid, Van der Vaart memang sempat dianggap pemain dengan bakat besar. Ia memiliki performa yang mengesankan usai menimba ilmu di akademi Ajax Amsterdam. Ketika mendapat kesempatan bermain untuk tim inti, Van der Vaart tak menyia-nyiakannya.
Baca Juga
Dari 155 laga, ia mengoleksi 63 gol dan 26 assist bersama Ajax. Kehebatannya masih terlihat setelah ia merapat ke Hamburg. Ia sukses menorehkan 66 gol dan 55 assist dari 199 laga. Usut punya usut, Van der Vaart ternyata pernah mendapat tawaran dari Barcelona saat masih sangat muda.
"Barcelona ingin mengontrak saya ketika masih usia 16 tahun. Tapi, saya tak pernah ingin melakukan transfer. Saya merasa harus membuat nama saya sendiri di Ajax terlebih dahulu," kata Van der Vaart seperti dikutip Soccerway.
Sayang, setelah pindah ke Real Madrid pada musim panas 2008, performa pemain kelahiran 11 Februari 1983 itu malah meredup. Dimainkan dalam 73 laga, ia hanya bisa mencetak 12 gol dan 11 assist. Itu mengapa ia memutuskan hijrah ke Tottenham Hotspur pada musim panas 2012.
Advertisement
Soroti Tren di Ajax
Kini, pemain Midtjylland ikut menyoroti langkah yang dilakukan Ajax untuk menjual bakat-bakat yang mereka miliki. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka sudah kehilangan nama-nama seperti Timothy Fosu-Mensah (Manchester United), Donyell Malen (Arsenal), dan Javairo Dilrosun (Manchester City).
Van der Vaart tak setuju dengan langkah yang dilakukan para pemain muda Ajax. Menurutnya, seharusnya para pemain muda terlebih dulu membuktikan kehebatannya di Ajax. Buktinya, tiga nama tadi justru malah hanya menghangatkan bangku cadangan di klubnya sekarang.
"Itu adalah saran saya. Mereka harus menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan di Belanda sebelum membuat pergerakan ke tempat lain. Anda melihat tren anak-anak saat ini, mereka mendapatkan segala macam pujian hanya setelah beberapa laga," cetus Van der Vaart.
Advertisement