Mengenang Om Hen, Pelatih Legendaris Persija Jakarta

Dari semula di posisi bawah, Om Hen -sapaan akrab Sugih- membawa Persija ke papan atas

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 05 Mar 2017, 13:50 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2017, 13:50 WIB
Sugih Hendarto
Sugih Hendarto sosok pelatih legendaris Persija Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Pelatih legendaris Persija Jakarta Sugih Hendarto meninggal dunia, Minggu dini hari WIB (5/3/2017). Sebelum wafat, almarhum yang biasa disapa Om Hen ini, sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mulia, Bogor. Itu karena ia tengah menderita penyakit komplikasi jantung dan pembocoran paru-paru.

Media officer Persija, Moses Souza, kepada Liputan6.com, membenarkan kabar tersebut. "Iya meninggalnya jam 3 dinihari," katanya.

Akun Twitter Persija pun ikut mengungkapkan rasa duka citanya atas kepergian Om Hen. "Ikut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Sugih Hendarto (Om Hen), pelatih Persija era 80 dan 90an, pada Minggu (5/3) di Bogor," tulis di akun Twitter Persija_Jkt.

Nama Om Hen sendiri memang begitu sakral bagi Persija. Ia dikenal sebagai pelatih yang bisa menyulap pemain muda menjadi hebat.

Karena kemampuannya tersebut, Om Hen kerap disamakan dengan sosok manajer Arsenal, Arsene Wenger. Manajer berjuluk The Professor ini, juga terkenal lantaran kemampuannya mengorbitkan para pemain muda. Sebut saja nama Cesc Fabregas, Hector Bellerin, atau Robin van Persie. Mereka menjadi pemain besar lantaran tangan dingin Wenger.

Pelatih berjuluk The Professor ini juga punya kemampuan mengubah Arsenal, yang semula memainkan sepak bola membosankan dan bukan pesaing gelar juara, menjadi tim yang disegani dengan permainan cantik.

Cerita mirip namun tak sama terjadi di Persija Jakarta pada era 80an. Saat itu, Persija tengah terpuruk dan bahkan hampir terdegradasi dari kompetisi Perserikatan ke Divisi I PSSI di tahun 1985.

Dari semula di posisi bawah, Om Hen membawa Persija ke papan atas hingga akhirnya masuk ke Final Perserikatan musim 1988. Bermain di Gelora Bung Karno, Senayan, Persija harus melawan Persebaya Surabaya.

Sayang, bermain di Jakarta, Persija harus takluk dari Bajul Ijo dengan skor 2-3. Meskipun demikian, Persija saat itu tetap mendapat apresiasi dari publik. Persija pun digelari juara tanpa mahkota lantaran penampilan atraktif mereka.

Permainan Cantik

Sugih Hendarto
Sugih Hendarto sosok pelatih legendaris Persija Jakarta

Ketika itu, bagi Om Hen, permainan cantik adalah elemen penting dalam sepak bola. Permainan cantik pula yang mengubah Persija hingga akhirnya melaju ke final.

"Mainnya dirombak, mainnya lebih tenang enggak usah lempar bola ke depan. Para pemain mesti diajarin wall pass, segitiga, overlapping, kalau sudah main di daerah lawan, wah itu nontonnya saja nikmat," ujar Om Hen.

Selain karena berhasil membuat Persija bermain atraktif, ada hal yang membuat Om Hen memiliki kemiripan dengan Wenger. Dia pandai menyulap pemain muda menjadi pemain bintang.

Sudah banyak pemain yang ditangani Om Hen menjelma menjadi pemain bintang. Salah satunya adalah Rahmad Darmawan yang kini menjadi pelatih di pentas sepak bola nasional. Di bawah asuhan Om Hen, Rahmad Darmawan menjadi salah satu predator di kotak penalti lawan.

Menurut Om Hen, pemain yang mumpuni merupakan pondasi untuk membentuk permainan tim yang bagus. Seorang pemain bola juga harus memiliki teknik dan serba bisa. Selain hal itu, faktor mental juga berperan penting untuk kemajuan pemain.

"Banyak pemain yang saya latih, bakatnya bagus, tapi mentalnya gak bagus. Itu gak bisa juga. Pandangannya harus diubah, pemain yang bagus adalah yang serba bisa. Dia bisa lewati pemain lawan, bisa oper bola. Kalau lihat temen posisinya bagus, baru kita oper. kalau tidak seperti itu, gak akan dapat tim yang mutunya tinggi," ujar Om Hen.

Tanpa Pamrih

Sugih Hendarto
Sugih Hendarto sosok pelatih legendaris Persija Jakarta

Dalam melatih sebuah tim, Om Hen tak mengenal kata pamrih. Saat dilantik melatih Persija senior pun, dia mengaku tak berharap imbalan uang banyak. "Enggak mikirin duit saya mah," ujarnya.

Bagi Om Hen, sepak bola memang sudah mendarah daging. Terbukti, di usianya yang telah senja, Om Hen masih sempat menangani dua sekolah sepak bola di Jakarta pada 2014 lalu. Dan, filosofi tanpa pamrih pun tetap dipegang pria kelahiran 1934 tersebut.

Salah satu cerita yang cukup dikenang Om Hen adalah saat dia menangani sekolah sepak bola PSB Bogor. Ketika itu, Om Hen mengeluarkan uang dari kocek pribadi untuk mengongkosi timnya bermain.

"Kebetulan saya agak idealis sedikit. Saya cuma pikirin anak-anak sekalian. Saya bilang amal ibadah bikin kita panjang umur," ujar Om Hen.

Anak-anak, kata Om Hen, adalah elemen penting dari proses membentuk pemain yang bagus. Menurut dia, untuk menjadi pemain yang bagus, anak-anak harus diajari untuk memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Hal itu dia dapat dari mantan pelatih tim nasional Indonesia asal Belanda, Wil Coerver.

"Kalau anak-anak, langkah-langkah yang kita ajarkan. Itu latihan ala Wil Coerver. Dari di Belanda dia bikin buku. Seorang anak mesti dibentuk. Seorang anak, main bola itu paling susah. Dia mesti kuasai lawan, untuk kuasai lawan dia mesti kuasai bola. Untuk membikin hal itu dia mesti kuasai kaki. Diajarin gerak tipu. Nanti, personality-nya tumbuh. Percaya diri makin besar. Itu basic," ujar Om Hen mengakhiri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya