Luis Milla Ungkap Kekurangan Sepak Bola Indonesia

Luis Milla beber permasalahan mendasar di sepak bola Indonesia.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 31 Mar 2017, 21:00 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2017, 21:00 WIB
Luis Milla Aspas
Pelatih tim nasional (timnas) Indonesia U-22, Luis Milla Aspas (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Tangerang - Pelatih timnas Indonesia, Luis Milla Aspas mengungkapkan kekurangan sepak bola Indonesia. Menurutnya, yang kurang dari sepak bola Indonesia adalah struktur yang kuat.

"Yang kurang dari Indonesia itu struktur kompetisi, di mana setiap umur ada kompetisi yang berbeda. Penting bagi pemain untuk bermain bola sejak dini dengan pelatih-pelatih bagus," kata Milla dalam acara A Night with The Manager yang berlangsung di Hotel Yasmin, Karawaci, Jumat (31/3/2017).

Milla menambahkan, Indonesia harus memiliki sekolah pelatih untuk menceetak pelatih-pelatih yang bagus. Selain itu, para pemain Indonesia juga harus memiliki kemauan untuk menang. "Infrastrutktur seperti lapangan juga harus lebih baik lagi," kata Milla.

Luis Milla pun mencontohkan pembinaan sepak bola yang telah dilakukan di negaranya, Spanyol. Mantan pemain Barcelona itu mengatakan, Spanyol memiliki sistem sepak bola yang tertata dan pembinaan hingga usia dini.

"Anak saya umurnya 5 tahun dan sudah bermain di Valencia untuk usia dini. Di Spanyol, setiap umur ada pembinaannya," ujar Milla.

"Di umur 5-12, anak-anak diajari untuk having fun dengan bola dan kita cari talentnya mereka apa. Di usia 11-13, kita mulai padukan talent dan taktik. Lalu di usia 15, 16 dan 17, kita mulai bermain dengan situasi, menyerang, bertahan. Kemudian di usia 18-19, kita siapkan mereka untuk jadi pemain profesional," kata Milla menambahkan.

Dalam acara A Night with The Manager, Luis Milla datang ditemani penerjemahnya, Bayu. Milla hadir untuk menjawab pertanyaan para wartawan yang datang.

Kontinuitas Pembinaan

Luis Milla Aspas
Pelatih tim nasional Indonesia, Luis Milla Aspas (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Selain menyinggung urusan di dalam lapangan, Milla juga meminta PSSI dan klub-klub mengajarkan para pemain untuk memiliki mental yang kuat. Milla pun kembali mencontohkan perubahan yang terjadi di sepak bola Spanyol.

Seperti diketahui, Piala Eropa 2008 menjadi momentum kebangkitan sepak bola Spanyol. Di Piala Eropa 2008, Spanyol sukses keluar sebagai juara. Selepas gelaran Piala Eropa 2008, Spanyol terus mengecap sukses hingga puncaknya yaitu juara Piala Dunia 2010.

Menurut Milla, hal itu terjadi karena perubahan struktur yang terjadi di sepak bola Spanyol. Milla mengungkapkan, para pemain Spanyol di era 1990-an masih banyak yang main di dalam negeri. Sementara saat ini, para pemain Spanyol main di luar negeri.

"Saya ingin PSSI mengajarkan kontinuitas. Pemain Indonesia punya talenta alami yang bagus, kecepatan. Di situlah kita bangun sepak bola Indonesia," ujar Milla.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya