Ganda Campuran Gagal di Singapore Open, Ini Kata Richard Mainaky

Empat ganda campuran yang tampil di Singapore Open tidak ada yang menembus semifinal. Bahkan, tiga di antaranya terhenti di babak pertama.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 16 Apr 2017, 12:03 WIB
Diterbitkan 16 Apr 2017, 12:03 WIB
Praveen Jordan / Debby Susanto
Ganda campuran Indonesia Praveen Jordan / Debby Susanto hanya sampai perempat final pada ajang Singapore Open Super Series yang berlangsung 11-16 April 2017. (Humas PP PBSI)

Liputan6.com, Singapura - Tim ganda campuran Indonesia gagal di Singapore Open Super Series 2017. Empat pasangan yang diturunkan sudah terhenti sebelum semfinal.

Praveen Jordan / Debby Susanto langkahnya terhenti di perempatpat final Singapore Open. Juara All England 2016 itu kalah dari pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukron / Sapsiree Taerattanachai, dengan skor 17-21 dan 13-21 dalam 36 menit.

"Kami sudah persiapkan strateginya. Setengah jam pertama, mereka main sudah unggul. Namun, khususnya Jordan, masih kurang konsisten di lapangan, dia kurang sabar jadi suka membuat kesalahan. Akhirnya malah suka bingung karena faktor errornya terlalu banyak," kata pelatih kepala ganda campuran Pelantas Cipayung PBSI, Richard Mainak,

Rekor pertemuan dua pasangan ini sebelumnya imbang 2-2. Tetapi, terakhir di Swiss Open 2017, Maret lalu, Jordan / Debby juga kalah dari pasangan Thailand tersebut, 18-21 dan 15-21.

"Saya rasa kendalanya bukan masalah teknis. Tapi, karena persiapan saat latihannya yang kurang konsisten. Ini yang menjadi PR buat saya untuk memberikan program yang pas buat Jordan / Debby. Saya rasa sudah saatnya mereka bisa benar-benar menggantikan Tontowi/Liliyana," ujar Richard.

Sementara itu, tiga ganda campuran Indonesia lainnya, yakni Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir, Alfian Eko Prasetya / Annisa Saufika, dan Ronald Alexander / Melati Daeva Oktavianti sudah kalah di babak pertama Singapore Open.

"Ini merupakan resiko buat saya. Karena kemarin satu tahun setengah saya benar-benar konsentrasi buat persiapan Olimpiade. Sehingga untuk pemain muda hanya menjalankan program rutin. Bisa dibilang mereka dinomorduakan sementara. Dampaknya harus saya terima dan ke depan harus bekerja keras lagi," ujar Richard mengenai penampilan Alfian/Annisa dan Ronald/Melati.

"Untuk Tontowi / Liliyana, mereka butuh recovery yang cukup lama setelah Olimpiade. Agar kesegarannya bisa kembali di lapangan. Itu sebabnya saya merasa sudah saatnya Jordan / Debby untuk mengambil tongkat estafet dari Tontowi/Liliyana," pungkas Richard.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya