Munchen, Tiket Real Madrid ke Gelar Ke-12 Liga Champions

Dalam tiga kesempatan, Real Madrid selalu juara usai mengalahkan Munchen di perempat atau semifinal.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 18 Apr 2017, 18:03 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2017, 18:03 WIB
Real Madrid
Real Madrid membidik tiket ke semifinal sekaligus juara saat duel lawan Bayern Munchen di perempat final kedua Liga Champions. (AFP/Christof Stache)

Liputan6.com, Madrid - Pasti ada spirit khusus diusung pasukan Real Madrid saat menjamu Bayern Munchen di laga kedua perempat final Liga Champions, dinihari WIB. Di laga yang akan digelar di Santiago Bernabeu itu, ambisi mereka menyingkirkan Munchen begitu meluap demi meraih tiket ke semifinal.

Real Madrid hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke "empat besar". Bahkan, kalah pun, jika dengan skor 0-1, Los Merengues masih tetap lolos, lantaran menang 2-1 di laga pertama, di kandang Munchen.

Namun, bukan hanya tiket ke semifinal, sebenarnya yang jadi bidikan Real Madrid. Ada misi dan kepercayaan khusus terkait klenik, yang membuat Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan jadi begitu bersemangat menyungkurkan Munchen.

Sejarah dan statistik mencatat, setiap kali Real Madrid menyingkirkan Bayern Munchen di perempat final atau semifinal, di era liga modern, mereka selalu mampu mengangkat trofi juara.

Setidaknya, dalam tiga kesempatan, Real Madrid berhasil jadi juara usai mengalahkan Munchen di perempat final atau semifinal. Atas "andil" Munchen juga Real Madrid berhasil meraih gelar Octava (kedelapan), Novena (kesembilan), dan Decima (kesepuluh) mereka di Liga Champions, pada musim 1999/00, 2001/02 dan 2013/14.

Penyerang Real Madrid Karim Benzema (kiri) berduel di udara lawan Arturo Vidal (Munchen) di laga pertama perempat final Liga Champions.(AP Photo/Matthias Schrader)

Pada musim 1999/00, Real Madrid menyingkirkan Bayern Munchen di semifinal. Setelah itu, di final mereka sukses mengalahkan rekan senegara, Valencia, 3-0.

Begitu juga di musim 2001/02. Usai kalah 1-2 di perempat final pertama di kandang Munchen, Real Madrid menang 2-0 di Bernabeu, sebelum memastikan gelar Hampden Park setelah mengalahkan Bayer Leverkusen 2-1.

Ketika itu, Zidane Zidane, pelatih Real Madrid saat ini, menjadi bintangnya. Zidane, yang saat itu masih jadi pemain Real Madrid, mencetak gol penentu kemenangan Los Galacticos.

Lalu, di musim 2013/14, Real Madrid kembali menyingkirkan Munchen di semifinal, sebelum jadi juara.

Kini, kemenangan di partai puncak, awal Juni nanti, akan mengantarkan Real Madrid ke tangga gelar ke-12 mereka di ajang Liga Champions. Dan, sekali lagi, bukan tak mungkin Munchen "punya peran" di dalamnya.

Ambisi Munchen

Namun, kali ini tentu sangat berbeda kondisinya. Kemenangan 2-1 di laga pertama, sama sekali belum menjamin, Real Madrid akan mampu menggapai semifinal, final, atau juara.

Apalagi, di sisi lain, Munchen pun punya misi serupa: juara. Apalagi, klub kebanggaan Bavaria ini sudah lama tak mencium trofi The Big Ears, sejak mereka terakhir memenangkannya pada musim 2012/13.

Faktor lainnya, yang bisa membuat Madrid menangis adalah kehadiran pelatih Munchen, Carlo Ancelotti, yang juga mantan entrenador Real Madrid. Bahkan, Ancelotti-lah yang membawa Los Galacticos memenangkan gelar La Decima di musim 2013/14. Tentu, Ancelotti sangat mengenal Real Madrid.

Robert Lewandowksi bisa jadi penghancur mimpi Real Madrid. (AFP/Christof Stache)
Ancelotti sendiri sangat percaya diri, pasukannya mampu membalikkan keadaan di Bernabeu. Penyerang Robert Lewandowski, ditunjuk Carletto sebagai sosok yang berpeluang merusak mimpi Madrid.

"Kehadiran Lewandowski akan membantu kami," ujar Ancelotti, seperti dikutip DW. "Dia pemain penting yang mencetak banyak gol untuk kami. Dia memberi kami rasa percaya diri ekstra."

Dukungan Suporter

Untung, Real Madrid punya senjata khusus untuk meredam Munchen di Bernabeu. Mereka adalah pemain ke-12 alias suporter fanatik mereka.

Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan berharap dukungan suporter untuk menyingkirkan Munchen. (Reuters/Juan Medina)

Tak heran, Zidane pun sampai harus secara khusus meminta Madridista untuk membanjiri Bernabeu. Tujuannya, apalagi kalau bukan untuk mengintimidasi para pemain Munchen, membuat Bernabeu jadi seperti neraka.

"Bersama suporter yang hadir di Santiago Bernabeu, kami seperti memiliki pemain ekstra," ujar Zidane.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya