Cerita Gabriel Jesus Kesulitan Adaptasi Hidup di Inggris

Namun, Gabriel Jesus langsung menjelma jadi mesin gol Manchester City.

oleh Raden Arya Prasetya diperbarui 23 Mei 2017, 08:00 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2017, 08:00 WIB
Manchester City
Gabriel Jesus mengaku senang dengan kembalinya Sergio Aguero dari cedera kaki. (AFP / Anthony Devlin)

Liputan6.com, Manchester - Striker Manchester City, Gabriel Jesus, tidak menyangka dirinya begitu cepat bisa menyesesuaikan diri dengan kehidupan di Liga Primer Inggris. Gol terakhirnya di level elite Liga Inggris itu dicetak ketika menang 5-0 atas Watford dalam laga pamungkas, Minggu (21/5/2017).

Total, sudah tujuh gol dilesakkannya dalam 11 penampilan di Liga Primer. Gol-gol itu dibukukan Gabriel Jesus ketika dia tiba di Inggris pada Januari lalu dari klub Brasil, Palmeiras dengan banderol 27 juta pounds.

Torehannya itu pun membawa The Citizens lolos langsung ke putaran final Liga Champions setelah menempati peringkat ketiga klasemen Liga Primer. Namun, meski sukses di atas lapangan, pemain 20 tahun itu justru menyatakan dirinya lebih sulit untuk beradaptasi dengan kehidupan di luar lapangan di Inggris.

"Saya pikir itu (tinggal di Inggris) akan lebih sulit. Tidak mudah, saya benar-benar mengubah hidup saya. Tapi saya tidak akan pernah mengeluh tentang hal itu," ungkap Jesus. 

"Saya bersyukur karena berada di sini, mewujudkan sebuah mimpi, bermain di Eropa," ujar pemain yang memiliki selebrasi gol menelepon ibunya itu.

Pemain kelahiran Sao Paulo itu juga menuturkan. Ketika meninggalkan klub yang membesarkan namanya, Palmeiras, Gabriel Jesus merasa sedih. Namun, dia juga bahagia, karena bisa meraih gelar terakhirnya di Brasil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya