Liputan6.com, Jakarta - Musim 2016 bisa disebut sebagai momen terbaik Andrea Dovizioso sebagai pembalap MotoGP dalam beberapa musim terakhir. Sebelumnya, Dovizioso sempat menghilang dari ketatnya persaingan dengan pembalap-pembalap top.
Harus diakui, musim terbaik Dovizioso di MotoGP didapat pada musim 2011 ketika masih memperkuat Honda. Kala itu, ia hampir selalu mampu bersaing demi podium. Dari 18 balapan, ia sanggup tujuh kali naik podium hingga finis di posisi ketiga klasemen akhir MotoGP 2011.
Baca Juga
Sayang, setelah itu kariernya malah semakin meredup. Musim 2013 menjadi momen terburuknya. Tak pernah meraih podium, ia pun finis di urutan kedelapan klasemen pembalap. Setelah menunggu lama, Dovizioso mulai kembali disegani sejak musim 2015.
Namun, tahun yang bisa disebut sebagai titik balik karier pembalap Italia itu adalah musim 2016. Itu karena ia sukses lima kali naik podium, satu di antaranya adalah podium juara di Malaysia. Dan itu menjadi kemenangan perdana Dovizioso di MotoGP sejak di Inggris pada 2009.
Andai saja Dovizioso tidak lima kali gagal finis, mungkin posisinya di klasemen MotoGP akan jauh lebih baik. Namun tetap disayangkan karena Dovizioso baru menemukan titik balik kariernya di usia 30 tahun pada MotoGP 2016.
"Saya percaya bahwa pertengahan musim 2016 saya mulai mengerti banyak hal tentang kehidupan. Ini membantu saya untuk menjalani kehidupan dan olahraga dengan cara berbeda. Sejak saat itu hasilnya jauh lebih baik," kata Dovizioso, dikutip Tuttomotoriweb.
Advertisement
Kandidat Juara Dunia
Musim ini, sudah banyak yang menilai Dovizioso sebagai salah satu kandidat juara dunia. Itu berkat rapor positif dalam tujuh balapan awal musim ini di mana ia meraih tiga podium. Hebatnya, dua di antaranya adalah podium juara di Italia dan Catalunya.
Rententan hasil positif itu yang membawa pembalap berusia 31 tahun tersebut melesat ke posisi kedua klasemen MotoGP. Dengan koleksi 104 poin, ia hanya dipisahkan tujuh poin dengan pemuncak klasemen, Maverick Vinales.
"Saya menyadari bahwa saya harus mencobanya. Lebih baik terlambat daripada tidak pernah sama sekali. Kami memiliki waktu untuk memenuhi impian memenangkan gelar MotoGP. Kami akan melihat apakah bisa melakukannya pada tahun ini," beber Dovizioso.
Advertisement