Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang tahu kapan Valentino Rossi akan pensiun dari MotoGP. Kontraknya bersama Yamaha memang hanya akan berjalan hingga akhir musim 2018. Tapi bukan berarti tak ada kemungkinan baginya memperpanjang kontrak.
Tak akan ada yang membantah jika menyebut Rossi sebagai legenda hidup MotoGP. Usia yang sudah 38 tahun terbukti tak menghalangi performa ciamiknya dan tingkat kepopulerannya di mata para pecinta dunia balap.
Baca Juga
Hampir seluruh hidupnya dedikasikan untuk balap motor. Di Grand Prix, ia sudah memulai petualangannya sejak musim 1996. Sudah sembilan gelar juara dunia dikoleksinya sejak itu. Mulai dari satu gelar kelas 125cc, satu gelar 250cc, dan tujuh gelar di kelas utama/MotoGP.
Saking fokusnya dengan dunia balap, The Doctor pun seakan tak peduli dengan kisah asmaranya. Bahkan, ayahnya, Graziano Rossi, sampai memintanya untuk segera menentukan pendamping hidup. Tapi hingga kini ia belum menuruti saran ayahnya.
Davide Brivio, bos Suzuki yang juga menjadi aktor kepindahan Rossi dari Honda ke Yamaha pada MotoGP 2004 pun ikut melihat sepak terjangnya. Menurut Brivio, 2018 tak akan menjadi musim terakhir Rossi di MotoGP.
"Apa yang akan dilakukannya sebagai alternatif? Kembali ke rumah? Duduk di depan TV? Itu akan mengerikan baginya, bagi hidupnya. Jika Anda melihat sebagian akhir pekan, mungkin ia akan menambah (kontrak) dua tahun lagi," ungkap Brivio, dilansir Tuttomotoriweb.
Advertisement
Saksikan video menarik berikut ini:
Motivasi Besar
Jika benar, itu berarti Rossi akan menjadi pembalap MotoGP hingga musim 2020 dan berusia 41 tahun. Dalam beberapa kesempatan, Rossi mengindikasikan baru akan mengambil keputusan pensiun jika sudah meraih gelar juara dunia ke-10.
Sayang, upanya dalam beberapa musim terakhir tak berujung kesuksesan. Pada musim 2014-2016, ia harus puas dengan hanya menjadi runner-up. Musim ini peluang bagi Rossi masih terbuka meski terbilang cukup berat.
"Tak ada yang bisa menjelaskan dari mana ia mendapat motivasinya. Selama 20 tahun, ia selalu di lintasan pada hari Jumat dan Sabtu, berlatih dan berbicara dengan para mekanik, lalu balapan pada hari Minggu. Saya pikir itu hanya terjadi karena ada gairah sejati dan sikap tulus untuk motor," jelas Brivio.
Advertisement