Perkenalkan Sosok di Balik Rimau, Maskot SEA Games 2017

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Masyarakat Malaysia siap memberikan segalanya untuk menyukseskan SEA Games 2017 Kuala Lumpur. Termasuk lima volunteer yakni Fatheen Ellina Asheqeen, Shauqi Zulkifli, Nuruddin Yusup, Azrun Ridzwan, dan Shazdreen Danieal.

Bergantian, mereka memakai kostum dan menjalankan peran sebagai maskot SEA Games 2017 bernama Rimau.

Bukan tugas mudah tentunya. Kostum Rimau memiliki berat mencapai 13 kg. Bergantian mereka harus bertugas mencapai lima jam. "Kami akan basah kuyup dengan keringat setiap saat. Untungnya ada kipas kecil di kepala sehingga kami sedikit dingin," ungkap Shauqi, dikutip The Malay Mail.

Di balik kostumnya, volunteer mengenakan satu potong garmen dari bahan lembut. Lapisan ini untuk mencegah keringat masuk mata.

Bagian dari Komite Olimpiade Malaysia, Rimau dan lima volunteer ambil bagian pada berbagai acara untuk mempromosikan SEA Games Kuala Lumpur 2017. Tidak hanya di dalam negeri, mereka juga berkesempatan menghadiri kegiatan di negara-negara peserta. Beberapa di antaranya Malacanang Palace di Filipina, Merlion di Singapura, Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin di Brunei, dan Pha That Luang di Laos.

Tanpa memiliki pengalaman menjadi maskot, kelima volunteer itu memiliki alasan masing-masing menjadi Rimau. Fatheen, satu-satunya perempuan dalam kelompok tersebut, mengatakan hanya ingin bersenang-senang. Shauqi, Azrun dan Shazdreen mengaku karena penasaran. Sementara Nuruddin mengaku berusaha mengisi waktu luang sebaik mungkin.

Rimau terinspirasi dari Harimau Malaya yang anggun dan berkuasa. Nama maskot ini diambil dari nilai-nilai SEA Games yakni respect (menghargai), integrity (integritas), move (perpindahan), attitude (sikap), dan unity (kesatuan).

Kostum Rimau hanya tersedia dalam satu ukuran, yakni untuk mereka yang memiliki tinggi badan 165 cm hingga 175 cm. Untungnya, postur kelima volunteer itu sesuai kriteria.

Ada suka duka para volunteer ketika sedang berperan sebagai Rimau. "Bagi saya, tugas paling menantang saat harus berada di bawah terik matahari selama berjam-jam selama lari estafet di Timor Leste, April lalu. Tapi, saya juga punya kesan menyenangkan ketika berada di negara berbeda," papar Shazdreen.

Volunteer lain memiliki pengalaman berbeda, seperti Shauqi. Dia gembira bisa membahagiakan orang yang mengajak berfoto bersama.

"Anda tidak bisa melihat. Namun, di dalam kostum kita tersenyum karena bisa menyenangkan orang lain," papar Shauqi. * (Nabila Muniva)

Saksikan video menarik berikut: