Liputan6.com, Jakarta - Kenny Dalglish masih ingat betul malam itu. Selasa, 18 Oktober 2016, Liverpool menjamu Manchester United (MU) di Stadion Anfield dalam lanjutan laga Liga Inggris.
Sebagai seorang legenda Liverpool, Dalglish tentu berharap pertandingan itu berlangsung menarik dan ditutup dengan kemenangan Liverpool. Tapi, apa yang terjadi? Hasil imbang 0-0 justru meninggalkan rasa dongkol yang hingga kini masih dia rasakan.
Dalglish kesal bukan main, karena di laga itu, MU bermain total bertahan. Alhasil, para penyerang Liverpool pun mati kutu.
Advertisement
Baca Juga
Maka itu, Dalglish, pelatih yang membawa Liverpool juara Liga Inggris 1989/90, mengaku pesimistis laga Liverpool vs MU di Liga Inggris, Sabtu (14/10/2017), akan berjalan menarik, terbuka.
"Tahun lalu, saat datang ke Anfield, Jose Mourinho (pelatih MU) memarkir bus di lapangan. Bukan hanya satu, tapi ada beberapa bus diparkirnya," ujar Dalglish, seperti dikutip Mirror.
Padahal, kata Dalglish, untuk laga sekelas Liverpool vs MU orang berharap bisa menyaksikan laga yang ketat, terbuka, dan berlangsung menarik. Apalagi, kata Dalglish, MU punya penyerang-penyerang hebat seperti Marcus Rashford, Anthony Martial, dan bintang baru, Romelu Lukaku.
Tahun lalu, di Anfield, Mourinho memang berhasil membuat para pemain Liverpool mati kutu. Dengan pertahanan yang solid, MU berhasil menahan gempuran-gempuran liar pemain MU.
Total, sepanjang pertandingan, Livepool hanya mampu melepas tiga tendangan mengarah ke gawang MU. Padahal, Liverpool unggul penguasaan bola mencapai 65 persen.
Alhasil, meski berhasil pulang membawa sebiji poin dari Anfield, banyak orang mengecam taktik yang dikembangkan MU. Mourinho juga dianggap telah "membunuh" jiwa sepak bola atraktif menyerang dengan permainan "negatif"-nya.
Namun, Mourinho tenang saja. Baginya, yang terpenting adalah bagaimana dia mempersiapkan MU. Sebab, datang ke Anfield, dia tak ingin membuang tenaga pasukannya percuma.
Â
Â
Pulang Bawa Poin
Hal itu juga yang kini dipikirkan Mourinho, saat sekali lagi membawa pasukan MU mengunjungi Anfield, besok malam. Seperti musim lalu, Mourinho ingin MU pulang membawa poin, kalau bisa lebih dari satu.
"Kami mempersiapkan diri lebih baik jika kami tahu kelemahan kami," ujar Mourinho, seperti dikutip Telegraph. "Buat saya, permainan yang indah, bukanlah memberikan lawan apa yang mereka inginkan."
Mourinho sendiri tak menampik, laga lawan Liverpool beda dengan pertandingan lainnya. "Liverpool ada klub besar, salah satu yang terbaik. Saya senang menghadapi klub-klub terbaik. Saya senang kami akan bermain di stadion hebat," ujarnya.
Faktanya, Mourinho selalu mampu memetik hasil bagus, saat berhadapan dengan tim-tim papan atas. Selama 13 musim kariernya, bersama Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan MU, Mourinho berhasil memenangkan 60 persen dari 130 laga lawan tim yang berposisi di enam besar klasemen.
Mourinho hanya kalah 17 kali dan berhasil meraih rata-rata dua poin per pertandingannya. Mungkin rekor bagus Mourinho inilah yang perlu dikhawatirkan kubu Liverpool.
Apalagi, tren performa MU pun sedang menjulang. Di tujuh laga Liga Inggris, mereka belum pernah kalah: enam kali menang dan sekali imbang.Torehan gol MU di tujuh pertandingan juga fantastis, 22 gol. Artinya, mereka rata-rata mencetak tiga gol di setiap pertandingan.
Â
Advertisement
Ujian Lulaku
Jadi, kekhawatiran MU bakal main bertahan di Anfield, sebenarnya bisa terbantahkan. Apalagi, Tim Setan Merah kini juga punya penyerang tajam pada diri Lukaku.
Ini akan jadi tantangan tersendiri bagi Lukaku, yang sejauh ini sudah mencetak tujuh gol bagi MU. Jika bisa mencetak gol ke gawang Liverpool, pemain yang direkrut dari Everton ini akan jadi pemain MU pertama yang bisa mencetak delapan gol di delapan laga Liga Inggris.
Di luar itu, laga ini juga akan jadi ujian tersendiri bagi Lukaku. Pasalnya, saat masih bersama Everton, tujuh kali bertemu Liverpool dia hanya mampu mencetak satu gol. Bagaimana saat mengenakan seragam MU?
Â
Infografis
Advertisement