Jakarta - Vladimir Vujovic diganjar sanksi skorsing lima pertandingan imbas aksi protes berlebihan saat pertandingan Persija Jakarta Vs Persib Bandung pada akhir pekan lalu. Palu hukuman diketuk Komisi Disiplin PSSI pada Selasa (7/11/2017) malam. Sehari jelang vonis bek asal Montenegro tersebut sempat mengeluarkan unek-uneknya lewat media sosial Instagram.
Komdis PSSI menjatuhkan sanksi untuk manajer Persib, Umuh Muchtar, dan bek tim Maung Bandung, Vladimir Vujovic.
Advertisement
Baca Juga
- Umuh Muchtar dan Vladimir Vujovic Kena Sanksi Berat dari Komdis
- Raih Juara Liga U-19, Persipura Sindir Indra Sjafri
- Bhayangkara FC Sah Gusur Bali United dari Puncak Klasemen
Sesuai keputusan Nomor 121/L1/SK/KD-PSSI/XI/2017 tanggal 7 November 2017, Umuh Muchtar dijatuhi sanksi larangan beraktivitas sepak bola dalam kegiatan di lingkungan PSSI selama enam bulan dan denda Rp 50 juta.
Hukuman tersebut mengacu pada Pasal 22 Kode Disiplin PSSI. Umuh dianggap bertingkah laku buruk pada laga Persija kontra Persib di Stadion Manahan, Solo pada 3 November 2017 silam.
Ketika itu, manajer yang biasa disapa Pak Haji ini kedapatan memanggil pemain Persib dari area teknis ke pinggir lapangan agar tidak melanjutkan pertandingan karena tidak puas atas kepemimpinan wasit.
Di sisi lain, untuk Vladimir Vujovic, sesuai keputusan Komdis Nomor 122/L1/KD-PSSI/XI/2017 tanggal 7 November 2017, ia dijatuhi hukuman larangan bermain sebanyak lima pertandingan dan denda Rp 30 juta. Hukuman merujuk pada Pasal 59 Kode Disiplin PSSI.
Vlado, sapaan karib bek asal Montenegro itu, dinyatakan melakukan pelanggaran disiplin berupa protes berlebihan dengan mengucapkan kata-kata tidak pantas saat duel Persija Vs Persib.
Komdis PSSI juga mendapatkan bukti jika setelah menerima kartu merah dari wasit, Vlado juga tidak menuju ke ruang ganti melainkan tetap di bench.
Vladimir Vujovic sendiri sebenarnya masih memendam rasa kegusaran. Ia beranggapan aksi Walk Out Persib dipicu kepemimpinan wasit yang sering melakukan blunder keputusan.
Lewat akun Instagram pribadinya @vladoluna3 mengungkapkan isi hatinya lewat bahasa Inggris. Berikut petikan terjemahannya:
Petikan Pernyataan Vlado
”Saya melihat sejumah haters di antara jutaan orang yang berbicara tentang masa pensiun saya setelah menjalani Liga 1. Saya harus menegaskan sekali lagi dan membuat orang-orang itu tidak senang. Vladimir tak akan pensiun akhir musim ini dan Vladimir akan tetap bermain tahun depan. Vladimir terkadang terlihat emosional di lapangan saat pertandingan, tapi siapa yang bisa tenang ketika seseorang melakukan kesalahan saat pertandingan dan bersikukuh dia benar atas putusannya.
Oleh karena itu, bagi beberapa pemain yang menuntut fair play, saya tidak paham kenapa membicarakan hal itu di media jika kita bisa lihat bahwa pertandingan itu adalah segalanya, dan tidak berperilaku fair play. Seandainya saya berada di posisi sebaliknya, dalam situasi seperti itu (saat menyaksikan gol Persib), sejujurnya, saya juga akan melakukan hal yang sama seperti mereka dan melanjutkan laga dan reaksi saya akan sama seperti mereka. Tentu saja tak ada yang boleh menyalahkan mereka terkait hal itu.
Akan tetapi, soal kartu merah, memang pantas saya terima. Soal tekel Rudi Widodo atau tendangan Ismed Sofyan ke wajah Febri Hariadi, wasit melewatkannya. Saya tidak paham dengan kartu kuning yang saya terima dibanding tekel Rudi Widodo, Ismed Sofyan, atau Sandi Sute.
Itulah kenapa saya kemudian menjadi frustrasi. Kartu merah sudah jelas dan saya memang pantas mendapatkannya. Tapi bisakah Anda kritisi sedikit diri sendiri jika berbicara soal fair play? Soal walk out, saya juga tidak mengerti bagaimana wasit mengambil putusan sepihak tanpa menanyakan kapten, pelatih, atau siapa pun. Semua pemain berada di dalam lapangan. Pemain Persib berada di depan bench, begitu pula pemain Persija. Semua pemain berada di lapangan.
Jari tengah tidaklah benar-benar ditujukan kepada semua pendukung Persija, karena selama 90 menit, mereka baik-baik saja dengan saya. Aksi tersebut ditujukan kepada segelitir orang yang menyebut Bule A***ng Vujovic g***og yang juga menunjukkan jari tengahnya kepada saya.
Di penghujung pertandingan saat saya berada di dekat lorong, seseorang meludahi saya. Di awal laga, di tribun timur, mereka melempari saya dengan batu kecil dan satu (biji) salak. Saat saya menunjukkan hal itu kepada wasit, dia tetap melanjutkan laga. Sekali lagi, jari tengah tidak benar-benar ditujukan untuk seluruh penggemar Persija. Itu (jari tengah) hanyalah jawaban yang saya tujukan untuk membalas perkataan segelintir orang di tribun kepada saya. Tentang Gede Widiade, saya tidak ingin membuang-buang tenaga. Kejadian terjadi di hadapannya dan dia mengatakan bahwa saya yang memprovokasi terlebih dahulu. Selamat, Presiden.”
Advertisement