5 Alasan Manchester City Merusak Sepak Bola

Manchester City kini merajai Liga Inggris dengan belum terkalahkan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jan 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2018, 06:48 WIB
Logo baru Manchester City
Logo baru Manchester City (Mirror).

Liputan6.com, Jakarta- Manchester City saat ini menjadi salah satu klub terbesar Eropa. Mereka tampaknya bakal segera menjuarai Liga Inggris dengan sejumlah rekor apik. 

Akan tetapi nyatanya kesuksesan The Citizens dipengaruhi beberapa fakta, salah satunya soal uang. Faktor ini sangat berpengaruh dan nyatanya sampai sekarang merusak harga-harga pemain.

Sejak 2008 sampai saat ini, uang bagi mereka seperti tak ada batas atasnya. Berikutnya beberapa klub ikuti jejak mereka, seperti Paris Saint-Germain saat ini.

Manchester City dianggap sudah merusak tatanan sepak bola dunia. Mengapa? Berikut ada lima alasan di balik itu dikutip Sportskeeda:

 

 

 

 

 

5. Bebas Berbelanja

Selebrasi Manchester City (AP)5. Bebas Berbelanja

Meskipun tim besar Eropa lainnya seperti Manchester United, Paris St Germain, Real Madrid dan Chelsea juga acap keluarkan uang besar untuk belanja pemain. Sulit untuk membantah bahwa siapa pun tak akan menghabiskan uang lebih banyak dari Manchester City beberapa musim terakhir.

Mereka tak melulu memecahkan rekor transfer dunia seperti tiga klub di atas. Namun City acap merusak harga dengan mendatangkan pemain dengan total 1 miliar pounds sejak 2008.

Pada dasarnya, City telah membawa kesuksesan dari kebebasan berbelanja itu. Namun, apa yang dilakukan mereka tak sekadar cuma menghamburkan uang lantaran beberapa pemain yang didatangkan juga banyak yang hanya jadi cadangan.

 

4. Rusak Harga Pasaran

Selebrasi Manchester City (AP)4. Rusak Harga Pasaran

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, efek belanja bebas City adalah kepada para saingan, terutama di Inggris. Para rival terpaksa menghabiskan banyak uang untuk membujuk incaran datang dan tak menuju Eastlands.

Jika Anda menginginkan contoh, kedatangan Virgil van Dijk ke Liverpool bisa disorot. Bek tengah Belanda itu baru saja pindah ke Liverpool dengan biaya sebesar 75 juta poundsterling, rekor dunia untuk bek. Sekarang, tidak ada yang akan membantah bahwa van Dijk adalah bek yang bagus, mungkin hebat.

Tapi apakah dia layak mendapatkan uang sebanyak itu? Tidak juga. Tapi Liverpool harus mengeluarkan uang sebanyak itu untuk mendapatkannya. Mengapa? Karena jika tidak, maka Manchester City pasti sudah menyalipnya.

3. Penimbunan Pemain

Selebrasi Manchester City (AP)3. Penimbunan Pemain

City mendatangkan pemain tak sekadar untuk jadi kunci, tapi cuma ban serep. Mereka acap mendatangkan pemain kelas dunia minimal dua atau tiga sosok di setiap posisi.

Ini tidak hanya buruk bagi klub saingan, tapi juga mengerikan bagi pemain yang terlibat, di luar fakta bahwa mereka mendapat gaji menggiurkan. Desas-desus saat ini menyebut kalau mereka ingin membeli Alexis Sanchez dari Arsenal.

Alexis jelas pemain terbaik Arsenal sejak direkrut dari Barca. Namun andai pindah ke City, dapatkah Anda benar-benar melihat dengan tepat di mana dia akan masuk ke starting XI?

Sanchez akan bersaing dengan pemain seperti Raheem Sterling, Leroy Sane dan Bernardo Silva. Tentu, dia bisa jadi pemain utama, tapi itu akan mengorbankan pemain berkelas lain.

Berbicara tentang Bernardo Silva, dia menghabiskan biaya 43 juta poundsterling pada musim panas dari Monaco. Namun di sana dia malah tak terpakai, bahkan, dia bahkan belum memulai sepuluh pertandingan di Premier League. Mengherankan bagaimana bisa pemain kunci yang antarkan AS Monaco juara Ligue 1 dan lolos ke semifinal Liga Champions cuma jadi cadangan?

2. Naiknya Gaji Pemain

Selebrasi Manchester City (AP)2. Naiknya Gaji Pemain

Pesepakbola sekarang dibayar seperti bintang rock. Ada pendapat mengapa mereka mendapatkan uang besar karena dapat perhatian di seluruh dunia. Kenaikan gaji merupakan tren yang mengkhawatirkan dalam sepak bola.

Sebagian besar hal itu didorong oleh dua klub Manchester. Laporan pada akhir November menunjukkan bahwa pemain Manchester United mendapatkan gaji tertinggi di Liga Inggris dengan rata-rata 100,792 pounds seminggu, dan tentu saja, Manchester City mengikuti di belakang dengan rata-rata 100.691 pounds per pekan.

Bahkan klub besar seperti Chelsea (85.600 pounds seminggu) dan Arsenal (77.639 pounds seminggu) tertinggal di belakang raksasa Manchester itu. Rata-rata keseluruhan peserta liga Inggris membayar para pemainnya sekitar £ 50.000 per minggu, kurang dari setengah dari jumlah City dan United.

Barcelona, Paris St Germain dan Real Madrid membayar lebih banyak dari pada City dan United, tapi tetap saja hal ini buru. Mengapa demikian? Karena seperti dengan biaya transfer, kondisi tersebut memaksa klub lain harus mendorong gaji tinggi untuk bersaing.

Tottenham, misalnya, saat ini dikabarkan akan menawarkan kenaikan gaji besar kepada Harry Kane untuk menghindari minat duo Manchester. Membayar terlalu banyak gaji bisa menjadi kematian klub dalam penurunan kekayaan.

1. Berdampak Kepada Akademi Klub

Selebrasi Manchester CIty (AFP)1. Berdampak Kepada Akademi Klub

Berkat perombakan sistem akademi beberapa tahun belakangan, Manchester City telah menjadi salah satu tim paling sukses di Inggris dalam hal sepak bola muda. Sayangnya tak ada pemain akademinya yang berhasil lolos ke tim utama City.

Satu-satunya nama yang terlintas adalah Kelechi Ihenacho. Namun dia saat ini perkuat Leicester City. Phil Foden bisa dibilang pemain paling menonjol di akademi City yang sukses pada 2017.

Dia telah dibawa ke skuat tim utama City oleh Pep Guardiola musim ini. Namun sangat sulit membayangkannya menjadi salah satu pemain kunci City. Foden hanyalah puncak gunung es, karena anak-anak muda lainnya seperti Isaac Buckley-Ricketts dan Patrick Roberts juga tak punya nasib baik di sana.

Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya