Liputan6.com, Jakarta Berbagai cara dilakukan untuk mengintip kekuatan sang lawan. Mulai dari memata-matai langsung di stadion, hingga memelajari rekaman pertandingan.
Jelang bentrok melawan Sriwijaya FC di babak semifinal Piala Presiden 2018, Bali United memilih cara yang kedua. Rekaman pertandingan menjadi modal tim berjuluk Serdadu Tridatu ini untuk menjinakkan tuan rumah.
Advertisement
Baca Juga
Bali United akan lebih dulu melakoni partai tandang di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Palembang, Minggu (11/2/2018). Selang tiga hari kemudian, giliran Serdadu Tridatu yang menjadi tuan rumah di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar.
Keuntungan Bali United semakin bertambah mengingat pelatih Widodo C. Putro banyak mengetahui seluk beluk Sriwijaya FC. Sebab, arsitek berusia 47 tahun tersebut pernah berkarier di Kota Pempek pada 2016.
“Kita tentu ada antisipasi melawan Sriwijaya FC. Kita sudah lihat video rekaman pertandingan. Terus, beberapa pemain (Sriwijaya FC) kan juga pernah sama pelatih Widodo. Jadi sudah tahu,” ujar asisten pelatih Bali United, Eko Purjianto.
Semakin Percaya Diri
Diam-diam, Bali United telah menganalisa kekuatan Sriwijaya FC bermodalkan rekaman pertandingan. Tim berjuluk Laskar Wong Kito itu terkenal dengan efektivitas memanfaatkan bola mati.
Saat mengalahkan Arema FC 3-1 di babak delapan besar, dua gol Sriwijaya FC tercipta dari keadaan free kick. Lantas, bagaimana Bali United meredam kekuatan Laskar Wong Kito?
“Tadi kan saya sudah bilang, kami sudah antisipasi dari rekaman pertandingan. Saat Sriwijaya FC melawan Arema FC, kebetulan kami menonton juga. Jadi kelemahan dan kelebihan mereka sudah diantisipasi,” kata Eko.
Advertisement
Jadwal Padat
Jadwal babak semifinal Piala Presiden mengalami perubahan. Yang awalnya bergulir 10 dan 13 Februari 2018, menjadi 11 dan 14 Februari khusus untuk partai Sriwijaya FC melawan Bali United.
Penerapan kebijakan ini merujuk dari mepetnya jadwal yang dilalui Serdadu Tridatu. Pasukan Widodo C. Putro juga bakal terjun di Piala AFC 2018 melawan Yangon United pada 13 Februari di Kapten Dipta.
“Ya kedua belah pihak sudah sama-sama saling menyetujui. Kita nothing to lose, tapi setiap pertandingan kita akan tetap fight,” tutup Eko.