5 Bek Terbaik dalam Sejarah Barcelona

Barcelona tidak hanya dikenal tajam dalam menyerang.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Feb 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 06:48 WIB
Logo Barcelona
Logo Barcelona

Liputan6.com, Jakarta Barcelona terbilang sukses dalam satu dekade terakhir. Salah satu kunci keberhasilan tim berjuluk Blaugrana tersebut dibilang ada pada lini belakangnya yang terbilang kokoh. 

Bek seringkali dipandang sebelah mata perannya. Namun, sebenarnya sang pemain bertahan-lah yang menjadi tembok terakhir untuk menghentikan serangan lawan.

Barcelona sendiri merasakan khasiat dari para beknya. Sepanjang sejarah perjalanannya, tim asal Catalunya itu memang selalu diisi oleh pemain-pemain bertahan yang istimewa. Tak cuma kekar, tapi si bek itu punya visi bermain serta membaca permainan istimewa.

Miguel Ángel Nadal salah satunya. Di era 1991-1999, Nadal jadi tembok penting bagi Tim Impian Johan Cruyff. Dia bek tanpa kompromi. 

Tak cuma itu, Nadal merupakan salah satu dari tim El Barca yang diisi seperti legenda Bulgaria Hristo Stoichkov, Pep Guardiola, hingga Romario. Dia terkenal dengan tekelnya yang keras dan duel udaranya yang cemerlang.

Selain itu, dia punya jiwa kepemimpinan dari belakang. Dia juga dijuluki dijuluki "The Beast of Barcelona" karena mahir meneror striker dari segala arah dan kecepatan apapun.

Selain Nadal, masih terdapat bek-bek tangguh yang pernah memperkuat Barcelona. Berikut ini, empat di antaranya:

 

 

4. Migueli (1973-1988)

Migueli merupakan salah satu pemain yang paling lama membela klub dan sangat diingat oleh penggemar bahkan sampai hari ini. Dia sempat mendapatkan julukan Tarzan karena gayanya yang atletis, kuat, dan daya cengkramnya terhadap striker lawan.

Sosok Spanyol kelahiran Ceuta itu bergabung dengan Barcelona dari Cadiz pada tahun 1973. Kelihaiannya yang paling diingat adalah kecepatan membaca permainan lawan dan tekel-tekelnya yang keras tapi bersih.

Tak cuma itu, ia juga memiliki tembakan kuat dan mencetak gol penting sepanjang kariernya. Dia adalah salah satu bek terbaik dalam sejarah Spanyol era 70-80an.

 

 

3. Gerard Piqué (2008-sekarang)

Pemain Gaji Tinggi, Barcelona
Gerard Pique menerima bayaran per minggu dari Barcelona sebesar 165.000 pound sterling dan telah memperbaharui kontrak dengan Blaugrana hingga 2022. (AFP/Lluis Gene)

Piqué telah menjadi bagian dari tim Barcelona sejak meniti karier pertamanya di La Masia. Dia tampaknya akan mengakhiri kariernya di tempat yang sama dengan saat memulainya.

Sejak pensiunnya Carles Puyol, Pique secara tak terduga memainkan peran penting di belakang. Alih-alih canggung kehilangan rekan duetnya, dia justru kini menjelma jadi pemimpin ruang ganti.

Dia telah menjadi bagian dari keberhasilan El Barca yang meraih 24 trofi. Dia merupakan salah satu bek yang paling banyak raih trofi di klub Catalonia itu.

 

 

2. Ronald Koeman (1989-1995)

Manchester City, Everton, Premier League
Ekspresi pelatih Everton, Ronald Koeman saat memberikan arahan kepada pemainnya saat melawan Mancester City pada lanjutan Premier League di Etihad Stadium, Manchester, (21,/8/2017). City ditahan Everton 1-1. (AP/Dave Thompson)

Tidak ada penggemar Barca yang bisa melupakan tendangan bebas Koeman ke gawang Sampdoria membuat klub menjadi juara Piala Eropa pertama (sekarang Liga Champions) pada tahun 1992. Itu merupakan salah satu kenangan indah Barca di Stadion Wembley.

Koeman merupakan bek yang sangat kuat dan juga acap jadi pencetak gol kala timnya butuh.Dijuluki Tintin karena kemiripannya dengan karakter kartun itu, Koeman punya tekel-tekel bersih yang penting.

Dia juga memegang rekor sebagai bek tersubur sepanjang masa dengan 193 gol dari 533 pertandingan liga. Selama enam tahun di sana, dia juga sukses merengkuh 10 gelar.

 

 

1. Carles Puyol (1999-2014)

Carles Puyol
Carles Puyol (Lluis Gene/AFP)

Puyol adalah bek terbesar dalam sejarah klub. Bukan cuma berandil dalam bertahan, dia juga merupakan sosok pemimpin dan panutan bagi para pemain Barca di dalam maupun luar lapangan.

Pemain berambut pirang itu mengalami cedera yang menjadi penyebabnya memutuskan pensiun pada tahun 2014 pada usia 36 tahun. Komitmennya kepada tim tak diragukan lagi, salah satu contohnya kala dia menolak untuk pindah ke Malaga pada tahun 1998 meskipun kala itu dia cuma jadi ban serep Frank de Boer dan Michael Reiziger.

Ini adalah keputusan yang ternyata terbesar bagi pemain dan klub. Dia bak pengarah jalan Barca dalam membantu mengarahkan tim melewati masa-masa sulit dan memasuki era sukses bersama Guardiola.

Eka Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya