Liputan6.com, Jakarta - Duel Persija Jakarta melawan Persib Bandung selalu berlangsung menarik. Rivalitas tidak hanya berada di dalam lapangan, namun terkadang merembet hingga ke luar arena.
Baru-baru ini, lini masa media sosial digemparkan dengan video ujaran kebencian yang dilakukan oleh para pemain Persija terhadap suporter Persib, Viking Persib Club (VPC). Permasalahan ini sempat memanaskan perseteruan kedua tim, yang juga memancing pendukung klub ibu kota, Jakmania untuk terlibat.
Ditarik ke belakang, Persija melakoni partai away ke Bandung untuk meladeni perlawanan Persib pada putaran pertama Liga 1 musim 2017. Tim berjuluk Macan Kemayoran ini mendapat ucapan perpisahan yang mengerikan. Botol minuman, batu, hingga suar, berserakan di bench pemain Persija. Bahkan ketika ingin keluar Stadion Gelora Bandung Lautan Api, ofisial Macan Kemayoran mendapatkan bogem mentah dari kubu tuan rumah.
Advertisement
Baca Juga
Tiba saatnya Persija dan Persib kembali bertempur di atas lapangan. Tepatnya, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta Pusat, pada pekan keenam Go-Jek Liga 1 bersama Bukalapak, Sabtu (28/4/2018).
Beberapa hari menjelang pertaruhan adu gengsi ini, genderang perang mulai ditabuh. Sekitar dua pekan lalu, kubu Persib yang diwakili pelatih Roberto Carlos Mario Gomez menyindir seseorang yang ada di ibu kota buntut hukuman empat pertandingan larangan bermain dari Komisi Disiplin (Komdis) PSSI terhadap Supardi. Alhasil, kapten Persib tersebut tidak dapat bertanding saat melawan Persija.
Lantas, siapa seseorang yang dimaksud Gomez? Mungkinkah orang itu ada di pihak Persija karena berefek absennya Supardi pada partai yang disebut banyak orang sebagai derbi Indonesia ini?
Kubu Persija meladeni perang urat saraf dengan Persib. I Gede Widiade, selaku Direktur Utama klub, pernah mengutarakan akan berdiskusi dengan PSSI terkait peminjaman Andritany Ardhiyasa dan Rezaldi Hehanussa dari Timnas Indonesia U-23 khusus untuk melawan Persib. Hasilnya? Viking menyerbu akun Instagram pribadi Gede. Pengusaha asal Surabaya tersebut diserang dengan berbagai komentar yang menyudutkan.
Pertarungan di luar lapangan Persija kontra Persib mulai tersaji H-5 sebelum kick off. Kian menarik untuk menilik tiga insiden partai kedua klub yang pernah tersaji sebelumnya.
Rusuh di Siliwangi
Kerusuhan meledak saat tendangan penalti Hilton Moreira melenceng dari gawang Hendro Kartiko. Saat itu, Persija tengah unggul 3-1 menghadapi Persib di hadapan ribuan pendukung tuan rumah, Bobotoh.
Minggu, 20 Juli 2008, Persib lebih dulu unggul melalui Zainal Arief ketika pertandingan baru berjalan sekitar 1 menit. Bak julukannya, Macan Kemayoran, Persija mengembalikkan keadaan lewat Abanda Herman (10), Robertino Pugliara (62), dan Bambang Pamungkas (74).
Persib memiliki kesempatan emas untuk mengejar ketertinggalan ketika mendapatkan hadiah penalti di menit ke-86. Hilton yang maju sebagai algojo gagal menunaikan tugasnya dengan baik.
Siliwangi rusuh dalam sekejap. Lewat arsip-arsib berita media online pada waktu itu, penonton melemparkan benda hingga menyerbu lapangan.
Salah satu sudut tribun Siliwangi menyala, bukan karena lampu yang terlalu terang, melainkan api yang berkobar. Ternyata, ada penonton yang mulai melakukan pembakaran.
Kerusuhan tidak hanya meliputi di dalam lapangan, penonton di luar pun ikut terpancing. Pintu masuk tribun timur Siliwangi rusak. Pagar pembatas tribun dengan lapangan ikut mendapat amukan dari penonton.
Advertisement
Islah yang Gagal di Sleman
Berbagai elemen, termasuk Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) pada waktu itu, Roy Suryo, mencoba untuk menjadi penengah perseteruan Jakmania dan Viking. Duel Indonesia Super League (ISL) 2013 dianggap menjadi momen yang pas untuk menyatukan dua kelompok suporter berada dalam satu tribun.
Persija tidak mendapat izin kepolisian untuk menggelar partai kandang melawan Persib di ibu kota. Lantas, duel ini kemudian dipindah ke markas PSS Sleman, Stadion Maguwoharjo, Yogyakarta.
Rabu sore, 28 Agustus 2013, menorehkan sejarah. Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, Jakmania dan Viking berada di tribun yang sama. Sepuluh menit pertandingan berjalan, situasi masih kondusif. Jakmania yang ditempatkan di tribun timur Maguwoharjo, menjadikan tribun utara sebagai lahan penempatan banner dan spanduk untuk mendukung Persija.
Secara tiba-tiba, sebagian Viking merebut banner dan spanduk untuk dibawa ke tribun barat, lokasi penempatan pendukung tamu. Jakmania tidak terima. Kerusuhan tidak dapat dihindarkan. Jakmania mencoba merangsek ke tribun Viking. Tapi, mendapat penghalangan dari pihak keamanan.
Pertandingan sempat dihentikan selama 15 menit. Kepolisian menembakkan gas air mata, kericuhan dapat mereda. Pertandingan berakhir sama kuat 1-1 untuk kedua klub. Persija mencetak gol lebih dulu lewat Muhammad Ilham sebelum dibalas oleh Sergio van Dijk.
Tragedi 83 Menit
Lagi-lagi, Persija tidak dapat menjamu Persib di ibu kota, bahkan di wilayah Jabodetabek sekali pun. Partai putaran kedua Liga 1 2017 terpaksa digelar di Stadion Manahan, Solo.
Semua sepakat, belum saatnya Jakmania dan Viking kembali bersatu dalam tribun yang sama. Alhasil, Manahan dipenuhi oleh atribut oranye ciri khas Jakmania.
Selalu saja ada peristiwa kontroversial yang mengiringi pertandingan Persija melawan Persib. Dalam laga ini contohnya. Jakmania tersentak saat Ezechiel N’Douassel berhasil menggetarkan gawang Persija di menit ke-27. Kebetulan, partai ini dipimpin oleh wasit asing, Shaun Evans.
Dalam guyuran hujan yang sangat deras, pengadil pertandingan asal Australia tersebut ternyata tidak melihat bahwa bola telah melewati garis, bahkan mengoyakkan jala gawang Andritany Ardhiyasa. Gol Ezechiel dianggap tidak sah. Lantas, Shaun Evans membiarkan pertandingan berlanjut.
Puncaknya terjadi di menit ke-83. Shaun Evans memutuskan pertandingan berakhir lebih cepat. Persib dianggap tidak berniat untuk melanjutkan pertandingan atau memberikan isyarat ingin mundur. Insiden ini bermula saat Shaun Evans memberikan kartu merah kepada Vladimir Vujovic yang disinyalir menghinanya dengan kata-kata kasar lantaran kesal dianggap melanggar Bruno Lopes.
Saat full time di menit ke-83, Persija tengah unggul lewat tendangan penalti Bruno Lopes. Pertandingan rampung untuk kemenangan Persija. Di akhir musim, Komisi Disiplin (Komdis) PSSI mengubah hasil pertandingan. Persija dianggap menang walk out (wo) 3-0 atas Persib.
Advertisement