Kisah Tragis Escobar, Saat Gol Bunuh Diri di Piala Dunia Berujung Maut

Andres Escobar dibunuh setelah Piala Dunia 1994.

oleh Muhammad Adiyaksa diperbarui 21 Jun 2018, 18:35 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 18:35 WIB
Mengenang Andres Escobar
Andres Escobar dibunuh setelah mencetak gol ke gawang sendiri pada Piala Dunia 1994. (AFP/Romeo Gacad)

Liputan6.com, Jakarta - Lima hari usai Kolombia tersingkir dari Piala Dunia 1994 Amerika Serikat, atau 2 Juli 1994, Andres Escobar mengunjungi sebuah kelab malam di Kota Medellin bersama rekan-rekannya. Di dalam, Escobar terlibat pertengkaran kecil. Jadilah Escobar memutuskan untuk pulang seorang diri.

Tak pernah terlintas firasat buruk dalam diri Escobar, meski gol bunuh dirinya di Piala Dunia 1994 berujung dengan tersingkirnya Kolombia di fase grup. 

Waktu sudah menunjukkan pukul 03.30 dini hari waktu setempat ketika Escobar kembali ke dalam mobil. Tidak lama berselang, tiga orang tak dikenal menghampirinya.

Tiba-tiba saja seorang dari mereka menembaki Escobar membabi buta. Sebelum menembak, ketiganya mengucapkan "Thanks for the own-goal, hijueputa!" yang berarti terima kasih atas gol bunuh diri-mu, anak pelacur."

Di setiap peluru yang ditembak, ketiganya juga berteriak "gol" khas komentator sepak bola Amerika Latin. Tubuh Escobar bersimbah darah setelah diberondong tiga tembakan dari jarak dekat.

Setelah menembaki Escobar, ketiga pelaku melarikan diri menggunakan mobil pick up. Tidak sampai satu jam, atau 45 menit kemudian, Escobar tewas dengan cara yang mengenaskan.

Malam hari setelah kejadian, kepolisian berhasil menangkap pembunuh Escobar. Dia adalah Humberto Munoz. Dia merupakan kaki tangan kartel narkoba.

Munoz bukan dalang utama di balik pembunuhan Escobar. Dia diperintah Santiago Gallon untuk menghabisi nyawa Escobar. Gallon merupakan bos kartel narkoba yang dendam dengan Escobar karena kalah taruhan di Piala Dunia 1994.

Bermula dari Gol Bunuh diri Escobar

20 Gol spektakuler Piala Dunia | 16 - Andres Escobar
(washingtonpost.com/youtube.com)

Kolombia datang dengan eskpektasi tinggi di Piala Dunia 1994. Dikapteni Escobar, Kolombia diyakini dapat menjadi kuda hitam.

Memulai turnamen dengan kekalahan 1-3 dari Rumania, Kolombia harus menang lawan AS untuk menjaga peluang ke babak berikutnya. Nahas untuk Kolombia. Pasukan Francisco Maturana ini malah kalah 1-2. Praktis, kans Kolombia semakin mengecil.

Escobar dianggap menjadi biang keladi kekalahan Kolombia. Gol bunuh dirinya di menit ke-35 membuat AS unggul 1-0. Mental pemain Kolombia kemudian runtuh. Kolombia kembali kebobolan di menit ke-52 dan hanya mampu sekali membalas di masa injury time. Kolombia kalah 1-2 dan berharap keajaiban di partai terakhir Grup A.

Meski menang 2-0 atas Swiss, Kolombia tetap gagal lolos dari babak penyisihan. Pasalnya di pertandingan lain, Rumania berhasil mengalahkan Amerika Serikat 1-0.

Kolombia tersingkir lebih cepat dari Piala Dunia 1994. Kegagalan ini berujung melayangnya nyawa Escobar.

Dihukum 43 Tahun Penjara

Batu nisan Andres Escobar
Batu nisan Andres Escobar

Kasus pemubunuhan terhadap Escobar masuk ke meja hijau. Pengadilan menjatuhkan hukuman penjara selama 43 tahun untuk Munoz, yang kemudian dikurangi menjadi 26 tahun.

Hanya mendekam selama 11 tahun, Munoz bebas pada 2005 lalu. Pengadilan menganggap Munoz berkelakuan baik selama berada di balik jeruji besi.

Munoz bebas, keluarga Escobar kecewa. Dario, ayah Escobar, menganggap hukum di Kolombia tidak berlaku untuk kasus pembunuhan anaknya.

"Jujur saja, sudah tidak ada keadilan di Kolombia. Mereka telah menipu negara ini dan keluarga kami dengan mengatakan Munoz dipenjara 43 tahun. Tapi sekarang pelaku sudah bebas," ujar Dario.

Pemakaman Dihadiri Ratusan Ribu Orang

Escobar sudah dianggap sebagai pahlawan oleh rakyat Kolombia. Pemakamannya bahkan dihadiri sekitar 120 ribu orang.

Jasad Escobar dikebumikan di Montesacro Cemetery, Meddelin. Delapan tahun setelah peristiwa berdarah itu, patung Escobar didirikan oleh Pemerintah Meddelin, kota kelahiran Escobar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya