Begini Pembelaan Edy Rahmayadi soal PSSI Tak Perpanjang Kontrak Luis Milla

Edy Rahmayadi mengungkapkan bahwa PSSI menanti janji Luis Milla untuk kembali, tapi tak terpenuhi.

oleh Ario Yosia diperbarui 27 Nov 2018, 11:20 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2018, 11:20 WIB
Edy Rahmayadi
Ketua umum PSSI, Edy Rahmayadi, saat di wawancara oleh tim Bola.com dalam rangka hari ulang tahun PSSI di markas Pangkostrad, Jakarta, (20/04/2017). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Jakarta Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengungkapkan pembelaan diri setelah kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Edy Rahmayadi menegaskan mengapa PSSI tidak memperpanjang kontra Luis Milla sebagai pelatih Tim Garuda. 

Dalam sesi wawancara yang ditayangkan stasiun televisi TV One pada Senin (26/11/2018) malam, Edy Rahmayadi buka-bukaan soal kasus kegagalan proses negosiasi perpanjangan kontrak dengan Luis Milla.

Pelatih asal Spanyol itu selama dua tahun terakhir menukangi Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 dan Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2018. Publik sepak bola Tanah Air amat berharap salah satu legenda Barcelona dan Real Madrid kontraknya diperpanjang untuk menangani Timnas Indonesia di ajang Piala AFF 2018.

Namun negosiasi antara PSSI dengan agen sang pelatih buntu.

"Berkaitan dengan Luis Milla seperti banyak diberitakan media PSSI disebut tak mampu menggaji yang bersangkutan. Itu tidak benar. Bayarannya termahal di Asia Tenggara, menembus Rp 30 miliar per tahun. PSSI siap memenuhinya," ujar Edy Rahmayadi.

Menurut Edy Rahmayadi, proses negosiasi jadi bertele-tele karena Milla banyak menebar janji-janji yang tak dipenuhi.

"Selesai Asian Games Luis Milla kecewa. Dia pulang ke negaranya. Kami komunikasikan, kami ajak bergabung kembali. Satu ia janji mau datang tapi batal, dua kali juga demikian, hingga tiga kali Luis Milla tidak juga datang. Indonesia tidak bisa dijanji-janjikan dan dikecilkan seperti itu. Kami akhirnya memutuskan menunjuk pelatih pengganti," ujar purnawirawan yang pernah menjabat sebagai Pangkostrad tersebut.

Penunjukan Bima

Kongres PSSI, PSSI, Bola.com, Edy Rahmayadi, Kongres Tahunan PSSI
Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi saat mengikuti Kongres PSSI 2018 yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang (13/1/2018). Salah satu agenda Kongres PSSI 2018 adalah revisi Statuta. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Edy Rahmayadi juga membuka proses penunjukan Bima Sakti, pelatih minim jam terbang, untuk melatih Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 dilakukan lewat forum rapat Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

"Lewat forum rapat kami memandang Coach Bima kami anggap terbaik. Selama ini ia mendampingi Luis Milla. Di waktu singkat kami yakin ia bisa melanjutkan tugas Luis Milla," ujar pria yang kini menjabat sebagai Gubernur Sumatera Utara itu.

Faktanya di tangan Bima Sakti, performa Timnas Indonesia di Piala AFF 2018 melempem. Tim Merah-Putih gagal lolos ke semifinal. Langkah Evan Dimas dkk. tertatih-tatih di penyisihan Grup B.

Minta Maaf

Timnas Indonesia hanya sekali mengantungi kemenangan, yakni saat berjumpa Timor Leste dengan skor 3-1. Tim Garuda menderita dua kekalahan melawan Singapura (0-1) dan Thailand (2-4), serta meraih hasil imbang kacamata saat bersua Filipina.

"Saya minta maaf ke seluruh bangsa Indonesia. Kami menginginkan yang terbaik, PSSI tak henti-henti melakukan evaluasi. Rakyat Indonesia kecewa, sama. Saya sangat kecewa," kata Edy Rahmayadi, yang sepekan belakangan dituntut mundur dari PSSI oleh penggemar sepak bola nasional sebagai bentuk pertanggungjawaban kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya