AOV Mantapkan Cengkraman E-Sports di Jepang dan Asia

Pengguna nomor e-sports, Arena of Valor (AOV), di Indonesia terus meningkat usai Asian Games 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Nov 2018, 19:05 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 19:05 WIB
Arena of Valor
Arena of Valor. Dok: geekzone.fr

Liputan6.com, Jakarta Tim Arena of Valor (AOV) Indonesia memang tersingkir dari Asian Games 2018 dan gagal meraih medali usai menyerah dari Chinese Taipei. Meski demikian, jumlah para pengguna nomor e-sports yang laris di China itu ternyata masih sangat banyak di Indonesia.

Popularitas AOV di kawasan Asia Tenggara pun dijamin bakal langgeng hingga lima tahun ke depan bila melihat rencana strategis pengembang, Tencent, yang mulai terlihat pekan ini.

Tencent yang berharap maraknya AOV di negara-negara ASEAN akan melahirkan atlet-atlet e-sports profesional untuk gelaran SEA Games Filipina 2019 dan Asian Games Hangzhou 2022 pada Selasa (20/11/2018) mengumumkan langkah kolaborasi strategis dengan Sea.

Sebagai media yang punya jaringan luas di Asia Tenggara, Sea akan mendorong pemasaran dan distribusi AOV menggunakan divisi entertainment mereka, Garena. Sebelumnya, Sea dan Tencent juga telah bekerja sama untuk menjaga pertumbuhan nomor e-sports League of Legends (LOL) juga di region ini.

Garena disebut Pocket Gamer dalam lima tahun ke depan akan fokus pada distribusi AOV untuk mobile dan personal computer di Indonesia, Chinese Taipei, Thailand, Filipina, Malaysia, dan Singapura.

"Asia Tenggara adalah salah satu area yang mengalami pertumbuhan pengguna AOV dan LOL tercepat di dunia dan Garena punya pemahaman mendalam soal dinamika di wilayah ini. Kami puas dengan kolaborasi sebelumnya dan kami berharap rencana strategis jangka panjang akan membuahkan hasil yang lebih baik dalam kesepakatan ini," kata Martin Lau, Presiden Tencent.

 

 

Meraup Rp 53,9 Triliun di Tiongkok

Arena of Valor
Arena of Valor akan sambangi Nintendo Switch

Menariknya, dua pekan sebelum kesepakatan baru dengan Garena dibuat Tencent justru membuat terobosan dengan mencoba masuk ke pasar Jepang yang dikenal sulit ditembus produk-produk e-sports mancanegara. Martin Lau pada awal November tersebut menggamit pengembang e-sports Jepang, DENA, untuk memastikan AOV dapat beradaptasi dengan lingkungan e-sports Negara Matahari Terbit.

Selain melokalkan konten AOV untuk Jepang, di sana DENA juga bertanggung jawab untuk marketing secara umum. Para pengamat e-sports menduga nama AOV akan diubah demi kepentingan pemasaran seperti yang dilakukan di Korea Selatan di mana AOV dikenal dengan nama Penta Storm.

Saat diperkenalkan di negara asalnya sendiri, di Tiongkok, AOV memiliki nama Honor of Kings. Untuk mengetahui seberapa besar penetrasi AOV di Jepang memang masih perlu ditunggu, tapi di Korsel sudah terbukti Penta Storm tidak pernah keluar dari jajaran 100 e-sports terpopuler dan bahkan cukup lama berada di posisi 50 besar.

Sejak diperkenalkan pada 2015 hingga semester pertama 2018, Honor of Kings sendiri telah menangguk 3,7 miliar dolar AS (Rp 53,9 triliun) lewat pembelian fitur-fitur dalam app iOS untuk pasar China saja. Untuk pasar Amerika Serikat, AOV dalam 11 bulan pertama telah mendapatkan penghasilan 5 juta dolar AS (Rp 72,8 miliar) lewat pembelian fitur-fitur dalam app Android dan iOS.

Langkah-langkah strategis Tencent ini pada akhirnya dapat memastikan nomor e-sports Arena of Valor dipertandingkan di Asian Games 2022 karena jumlah pengguna dan atlet profesional yang aktif di kawasan Asia bertambah banyak akan memaksa Dewan Olimpiade Asia (OCA) untuk memberikan restu kehadiran AOV dalam event empat tahunan itu.

Sumber: Bola.com/Darojatun

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya